INDRAMAYU,
Ratusan rumah di RT 6,7, dan 8 Desa Cemara Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, Minggu (10/6) malam, dihantam gelombang pasang Laut Jawa. Gelombang pasang juga menenggelamkan ratusan hektare tambak udang dan ikan milik warga. Meski diterjang gelombang, hingga malam kemarin warga tetap bertahan dan tidak berniat mengungsi. Kondisi itu membuat aparat setempat melakukan pengawasan dan pemantauan ketat untuk mengantisipasi munculnya gelombang lebih besar.
Aparat setempat mencatat, sebanyak 300 rumah di desa tersebut diterjang gelombang pasang. Sayangnya, baik warga maupun aparat tidak mengetahui tanda-tanda munculnya gelombang besar tersebut. Peristiwa itu terjadi menjelang petang, saat sebagian besar warga berada di rumah masing-masing.
Menurut Khotib (50), ia terkejut ketika rumahnya tiba-tiba diterjang air laut. Awalnya, ia menyangka air itu fenomena rob-rob-an yang biasa terjadi sepanjang musim timuran. Hanya saja, ketinggian gelombang kali ini terlihat lebih besar yakni kira-kira 40 sentimeter. Melihat hal itu, Khotib bersama warga lain, segera berhamburan ke luar rumah. Apalagi, saat bersamaan muncul suara gemuruh ombak besar. Mereka akhirnya tahu, kalau wilayahnya tengah dihantam gelombang pasang.
Dalam kepanikan, warga tetap berusaha membendung laju gelombang agar tidak menerobos lebih jauh ke permukiman. Hanya saja, akibat tingginya gelombang, usaha warga menjadi sia-sia. Air laut dengan kekuatan besar menjebol tanggul dan barikade yang dibuat warga. "Padahal, saya sudah bendung dengan karung diisi tanah, tapi kuatnya gelombang mengakibatkan tanggul buatan itu jebol," ujarnya.
Selepas petang, kepanikan warga yang tinggal di RT 6, 7, dan 8, mulai terlihat. Pasalnya, gempuran gelombang terus-menerus datang. Air bahkan telah mencapai ketinggian lebih dari setengah meter. Malahan, dorongan gelombang pasang menerabas ke permukiman hingga seratus meter lebih. Para wanita dan anak-anak, berhamburan mencari tempat yang dianggap aman. Sementara warga lelaki, memilih bertahan di rumah.
"Kami takut gempuran gelombang pasang merobohkan rumah kami. Sambil jaga-jaga, saya bertahan di dalam rumah," ujar seorang warga.
Camat Losarang, Prawoto menyatakan, sampai malam kemarin pihaknya masih memantau kondisi di lapangan. Sejumlah petugas dari Satlak PBP (Penanggulangan Bencana dan Pengungsian), ditempatkan di beberapa lokasi di desa itu. Satlak PBP setempat, juga langsung mengirimkan bantuan beras dan makanan pokok untuk warga yang menjadi korban gelombang pasang. Hasil pemantauan, belum ada laporan yang menyebutkan adanya korban jiwa serta rumah yang ambruk diterjang gelombang. "Kami tempatkan personel Satlak PBP hingga kondisi dinilai aman," ujarnya.
Kapolsek Losarang, AKP Agus menyatakan, untuk menghindari terjadinya gangguan keamanan, jajarannya mengerahkan belasan anggota polisi. Bergabung bersama Satlak PBP, polisi juga ikut memantau situasi terjadinya gelombang pasang Laut Jawa. "Kami tempatkan beberapa anggota untuk berjaga di sejumlah permukiman, khawatir ada yang memanfaatkan situasi yang tidak menguntungkan warga ini," ujarnya.
Siklon cuaca
Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Kelas I Bandung, Hendri Surbakti, sebelumnya BMG sendiri telah memprediksi pada 9 Juni hingga 13 Juni akan terjadi gangguan siklon cuaca yang menyebabkan tiupan angin kencang. "Ini disebabkan bertiupnya angin timur muson yang memang sedang memasuki musimnya. Namun, kecepatannya tidak seekstrem seperti yang terjadi pertengahan Mei lalu," kata Hendri, saat dihubungi semalam.
BMG, menurut dia, selalu memprediksi terjadinya hal-hal serupa berdasarkan analisis hasil pemantauan berkala. "Terkait kejadian gelombang pasang di Indramayu, kita akan lihat pada tanggal 13 Juni nanti, lalu memublikasikan kembali hasil analisis kepada masyarakat," kata Hendri.
Fenomena bertiupnya angin muson timur ini akan berlangsung sepanjang bulan Juni, Juli, dan Agustus. Pada ketiga bulan tersebut, matahari berada di titik bumi utara. Sehingga, angin muson timur bertiup melintasi Benua Australia yang kering sehingga tak membawa uap air. Bertiupnya angin timur pun menandakan musim kemarau akan segera tiba. (A-93/A-159/C-24) ***
No comments:
Post a Comment