Saturday, June 23, 2007

BKL Patrol Lor ke Tingkat Nasional


INDRAMAYU - Kabupaten Indramayu kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat Jawa Barat dan berhak mewakili ke tingkat nasional. Kali ini prestasi tersebut diraih Bina Keluarga Lansia (BKL) Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol.

Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Patrol Ny Ida Johar Maknun menjelaskan, BKL Patrol Lor memang memiliki kelebihan dibandingkan BKL lainnya. Selain aktif dalam berbagai kegiatan, BKL ini juga memiliki sejumlah usaha yang cukup berkembang.

Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin empat kali seminggu antara lain pengajian, ceramah agama, serta penyuluhan dari dinas/intansi. Selain itu dilaksanakan pula kegiatan posyandu lansia dan senam jantung sehat. Ida mengaku kagum dengan semangat yang tinggi dari para lansia yang ada di Desa Patrol Lor.

BKL ini juga sudah memiliki donatur tetap. BKL Patrol Lor sudah memiliki alat-alat seperti timbangan, teletoskop, tape dan lain-lain yang sangat mendukung berbagai kegiatan. “Setiap bulan juga ada program pemberian makanan tambahan bagi para lansia dengan dana dari anggota dan donatur. BKL ini juga memiliki dana dari tabungan serta uang prelek untuk mendukung berbagai program,” terang istri Camat Patrol Johar Maknun ini, Jumat (22/6).

Dijelaskan, kegiatan yang cukup menonjol dari BKL Patrol Lor adalah usaha di bidang salon kecantikan serta konveksi. Bahkan untuk konveksi, pemasarannya sudah sampai ke luar Indramayu.

Sementara guna mendukung kecerdasan anggotanya serta untuk mencerdaskan masyarakat, BKL ini juga memiliki perpustakaan dengan koleksi buku-buku yang cukup menarik. “Setiap enam bulan sekali mereka juga melakukan refreshing mengunjungi tempat wisata dan melakukan ziarah ke tempat-tempat sejarah Islam,” tuturnya.

Penculik Bocah Tertangkap


Korban Ditemukan Selamat setelah 11 Hari Hilang SINDANG - Pelaku penculik Hadi Wijaya (4), putra pasangan Ma'turidin dan Karimi, warga Blok Sidedel, Desa Terusan, Kecamatan Sindang yang terjadi Senin (11/6) lalu, akhirnya tertangkap. Pelaku diketahui bernama Daiyah (45).

Terbongkarnya kasus penculikan tersebut setelah paman korban, Surya (43), mendapat kabar dari tetangganya bahwa warga di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, digegerkan dengan adanya penemuan bocah. Surya yang penasaran langsung menuju Dadap. Di sana, kabar itu benar adanya. Surya mendapati keponakannya berada di rumah Saripah (35) dan Mudi (37), warga Blok Pulau RT 02 RW 05, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat.

Saripah dan Mudi mengaku mendapatkan Hadi Wijaya dari Daiyah. “Dia (Daiyah, red) datang menawarkan bocah yang dibawanya untuk diasuh. Dia bilang anaknya. Makanya saya sendiri kaget ketika orang tua aslinya menjemput Hadi Wijaya yang sudah kami asuh selama 11 hari," terang Sarifah di hadapan tim penyidik Polres Indramayu.

Sarifah juga secara tegas mengatakan dirinya tak membeli bocah itu. Daiyah sendiri sudah diringkus dan kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Indramayu. Daiyah adalah tetangga rumah korban. “Tersangka yang kesehariannya bekerja sebagai pengemis itu ditahan sambil menunggu proses lebih lanjut," ujar Kapolres Indramayu, AKBP Drs H Djoko Purbohadijoyo MSi melalui Kalakhar Reskrim, Iptu Endang Kuswara, kemarin di ruang kerjanya.

Disuruh Ibu Tiri Korban

DAIYA kini harus merasakan pengapnya hidup di balik terali besi. Ibu rumah tangga asal Blok Sidedel, Desa Terusan, Kecamatan Sindang itu ditangkap karena terbukti menculik Hadi Wijaya. Ia mengaku menculik Hadi saat bocah itu sedang bermain dengan putranya bernama Kiki, di rumahnya.

Ketika itu, tersangka langsung membawa Hadi menuju Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat. Awalnya Daiya hendak membuang anak tetangganya itu di tepi pantai desa setempat. Namun niat itu diurungkan, dan Daiya mengajak Hadi untuk meminta-minta (jadi pengemis) kepada warga setempat. “Saya jadikan sebagai pengemis. Setelah itu saya serahkan ke Sarifah dan Mudi untuk mengasuhnya," ujar Daiyah di Mapolres Indramayu.

Ketika didesak siapa yang menyuruhnya menculik Hadi, Daiya denga polos mengaku disuruh oleh ibu tiri Hadi Wijaya. Dijelaskan Daiyah, pertemuannya dengan ibu tiri Hadi Wijaya, ketika sedang mengemis di rumah Car. Berawal dari pertemuan tersebut, lanjut Daiyah, dirinya diminta bantuan untuk menculik Hadi dengan diberi uang imbalan Rp 25.000. "Saya tidak menyangka akan terjadi seperti ini," pungkas Daiyah.

Arjuna Tumaritis


Aku menulis ini karena dua saudaraku yang lain tak bisa menulis. Mereka hanya tertarik pada tanaman dan ternak. Soal pupuk, hama ini dan itu, kakakku adalah ahlinya. Memilih bibit yang baik, cara petik yang tepat, dia sangat teliti. Lain halnya dengan Si Bengal bungsu itu.

Dia memang tak kenal angka,apalagi huruf,tapi dia pintar bercakap-cakap dengan kambing- kambing kami. Kadang-kadang ia merayu agar mereka mau memakan rumput kering sisa persediaan kemarin. Jika kambing-kambing itu rewel, serapahnya segera menggema di seluruh kampung.

Setelah itu kupingnya pasti memerah karena dijewer Bapak Semar, ayah kami tercinta. Gareng kakakku, Bagong adikku dan perkenalkan aku, Si Ganteng Mas Petruk,Arjuna dari Tumaritis. Entah kenapa mendadak semua keluguan itu menghilang dari rumah kami. Beberapa hari ini Gareng dan Bagong sibuk berdebat tentang keadaan Istana Amarta.

”Puntadewa dan adikadiknya itu, dulu aku yang nyeboki pantatnya. Enak saja dia main perintah seluruh anak-anak yang sudah disunat harus menjadi prajurit,”Gareng meradang. ”Lho,itu kan demi kewibawaan Amarta juga, supaya Hastina berpikir lagi untuk tidak seenaknya pamer kekuatan.”

”Tapi Gong, sebagai tanaman, mereka belum siap untuk berbuah.Pemaksaan itu hanya akan merusak. Dahan-dahannya rapuh, mutu buahnya jelek, tidak tahan penyakit dan tidak akan berumur panjang.” ”Kambing-kambing itu kalau tidak dibiasakan,dilatih,hanya akan menjadi binatang-binatang manja. Mereka hanya tahu rumput gajah itu enak,rumput kering itu hambar. Bagaimana dengan aku yang tiap hari mesti memenuhi kebutuhan mereka.”

”Anak-anak kita bukan kambing, dungu!” ”Apalagi tanaman, sama sekali bukan, pincang!” Gareng memang pincang dan Bagong mungkin saja dungu karena nyatanya ia tidak menampik sebutan dari mulut Gareng itu. “Lho, kok pakai bawa-bawa kakiku yang pincang?” ”Aku juga bukan orang dungu.Kamu yang tolol.” Ternyata aku salah.Gareng sakit hati pada kakinya yang pincang semenjak lahir itu dan Bagong mengingkari kedunguannya.

Peristiwa itu terus saja kutulis, aku tidak akan melerai mereka. Tepatnya, aku tidak akan ikut campur karena bisa-bisa tulisan ini jadi macet. Maka selanjutnya sandal Bagong pindah ke muka Gareng dan entah bagaimana bisa wajah bulat Bagong telah terjebak di sarung Gareng.Semuanya baru berakhir ketika telinga keduanya sudah memerah oleh tangan Bapak Semar yang muncul tiba-tiba. Kata-kata Semar tidak menarik minatku sehingga aku mencari hal lain yang dapat ditulis. Ah, ke perbatasan. Siapa tahu ada yang menarik di sana.

Ternyata perbincangan itu bukan hanya milik Gareng dan Bagong. Semua orang di perbatasan juga sedang hangat menggunjingkannya. Tentu saja tidak sekencang di Tumaritis karena di sini banyak prajurit berkeliaran. Salah-salah orang-orang yang hanya bermaksud mencari hiburan petang itu dijemput oleh hari naasnya.

Mereka tidak pincang seperti Gareng dan mungkin juga tidak sedungu Bagong.Tapi mereka juga tidak pernah menceboki pantat Punta-dewa bersaudara.Maksudku,siapa tahu prajurit- prajurit itu tidak memata-matai kami karena masalah cebok-mencebok itu. Tapi ya, itu pikiranku saja. Pikiran seninya Mas Petruk,Arjuna dari Tumaritis. Akan halnya kenapa aku sangat mengidolakan Raden Arjuna adalah karena kemampuan mencintainya yang luar biasa.

Betapa tidak, istrinya yang hampir tak terhitung itu bisa hidup rukun, entah bagaimana caranya. Di dunia Petruk, ini adalah masalah keseimbangan dan kualitas pengendapan rasa. Dia hanya bisa tersaingi oleh Kresna, penasehat Pandawa yang juga digandrungi banyak wanita itu.Tapi Kresna sering mempengaruhi Puntadewa dengan pikiran-pikiran terlalu cerdasnya, yang kami-kami sering tidak bisa memahaminya. Raden Arjuna lain. Kalimatkalimatnya sederhana, tidak membuat kami merasa dungu, sedungu Bagong.

”Ini masalah gawat. Bapak Semar harus segera mengingatkan bangsawanbangsawan itu. Masa kerjanya hanya berdoa dan berdoa terus. Mana bisa mempan kalau tidak bertindak. Doa itu harus diusahakan juga.Tanaman tidak cukup hanya diharap, harus dirawat, dipupuk, disiangi.” Gareng telah memulai pertempurannya.” Tidak bisa Reng.Kambing tidak hanya butuh makan.

Dia juga butuh kebebasan. Makanya kalau sedang kugembalakan, mereka kuberi waktu untuk menyendiri, memilih rumputnya sendiri. Bapak sedang bertapa,jangan diganggu. Kualat tahu rasa. Udah pincang, kualat, hahaha….” Maksud Bagong mungkin bercanda. Tidak berhasil. Mereka berkelahi lagi. Tapi yang ini berlangsung lebih lama tanpa ada yang melerai,tidak juga Bapak Semar. Mungkin Bapak sedang mencari petunjuk untuk keadaan yang gawat ini sehingga mengabaikan hal remeh-temeh macam Gareng dan Bagong.

Petunjuk hanya datang jika hati kita tenang. Melerai mereka hanya akan mengaburkan tidak hanya pandangan tapi juga perasaan. Aku setuju dan memutuskan untuk menulis saja apa adanya. Kali ini lebam-lebam di sekujur tubuh kakak dan adikku itu lebih biru dari yang kemarin. Gareng makin pincang dan kurasa Bagong makin dungu juga. Bapak masih larut di kamarnya.Tujuh hari tujuh malam tidak makan tidak minum. Di pagi ke delapan kuberanikan untuk mengetuk pintu, takut terjadi apaapa.

Dia terlalu gemuk untuk membuatku percaya bisa menahan lapar dan haus selama itu.”Masuk Truk.” Aku kaget bukan kepalang, membuka pintu dan menerobos masuk, lupa melepas sandal. ”Kakak dan adikmu itu masih senang main-main.Mereka masih kecil.” Benar kan? Setelah berhari-hari tidak makan, Bapak sudah tidak bisa membedakan besar dan kecil. Gareng sudah beranak pinak dan Bagong sudah kawin dua kali,mana bisa dianggap masih kecil.

”Jiwanya yang kerdil, goblok. Dianggapnya ini urusan yang bisa selesai dengan berkelahi.Mereka lupa yang dilukai itu saudara sendiri. Dan gobloknya lagi, kamu hanya menonton dan corat-coret.” Lho, bukan apa-apa. Aku nonton kan karena tidak mau ikut campur,tidak mau ikut-ikutan berkelahi.Aku tidak pincang, tidak dungu, bahkan ganteng. Bapak aneh-aneh saja.Ini pilihan terbaik.Raden Arjuna, kalau berada di posisiku, pasti memilih tindakan yang sama.

”Maksudnya, sebagai saudara kamu harus melerai mereka. Dan lagi, buat apa mereka mempertentangkan hal-hal yang tidak mereka ketahui.Mereka lupa akan tugasnya. Kita memang abdi. Hari boleh berlalu, musim boleh bergeser, tapi kita tidak. Jangan pernah tertipu oleh semua yang mengacaukan matamu. Sudah.Keluar sana!” Secepat kilat aku melarikan diri.Kali ini giliran sandalku yang tertinggal di dalam. Aku mulai berpikir, apa benar kami tidak boleh berubah.

Sekali abdi selamanya abdi. Sekali tukang cebok, selanjutnya hanya akan menceboki tuan yang baru lagi. Hari memang telah berlalu dan musim telah bergeser. Kemarau dan penghujan seperti berebut tempat saja. Petani-petani di Tumaritis sering merugi karena salah tanam. Kadang-kadang kemarau begitu panjang sampai sawah-sawah kami mengerontang. Panen padi gagal,lumbunglumbung komplang. Sebaliknya hujan datang tak terterka. Sekali turun tak berhenti tiga hari tiga malam. Banyak pematang ambrol, saluran air meluap dan Tumaritis kebanjiran.

Banyak penduduk terserang mencret, anak-anak diserbu nyamuk loreng. Jika terus begitu, bagaimana bisa mereka jadi prajurit seperti yang sering dipertentangkan Gareng dan Bagong itu? Amarta dan Hastina, dua-duanya negara besar. Raja-rajanya orang-orang besar juga.Tidak pincang seperti Gareng, tidak dungu seperti Bagong, tapi tetap saja mereka berkelahi diam-diam. Mereka juga tidak seperti aku yang sesungguhnya paling anti kekerasan, apa pun bentuknya, yang paling halus sekalipun.

Kekerasan hanya membuat hari cepat berlalu dan musim makin bergeser. Artinya hidup kami makin susah dan perkelahian Gareng dan Bagong sama sekali tidak membantu. Menyelesaikan semua dengan dewasa. Benar. Itu kusarikan dari kata-kata Bapak Semar. ***

Hari ini aku ke Kotaraja, berharap mendapat penjelasan yang lebih gamblang. Pintu masuk Istana dijaga ketat dan aku dilarang masuk. Raja Puntadewa sedang tidak ingin menerima siapa pun. Semua anak-anak yang telah disunat wajib mengikuti pelatihan prajurit. Keinginan, kesediaan dan kini telah menjadi keharusan bagi tiap warga untuk membela negaranya. Pengumuman ini adalah perintah. Raja Amarta – Prabu Puntadewa Selebaran kertas jerami bertebaran di mana-mana.

Ditempel di dinding-dinding, di halaman depan buku pelajaran, di kereta-kereta pembesar,di warung-warung dan kujumpai juga di bungkus makanan. Aku berharap kertas itu juga ditempel di ruang makan Istana atau bahkan di kamar tidur Puntadewa. Dan lebih indah lagi kalau ditempel juga di kamar Pancawala, putra mahkota Amarta yang dua bulan lalu disunat, dimeriahkan pesta tujuh hari tujuh malam. Aku berharap ketiga anakku, juga anak Gareng dan Bagong,seandainya harus menjadi prajurit, bisa bergabung dengan Raden Pancawala.

Sebagai orang tua, kami akan lebih tenang. Ketika hal itu kutawarkan pada Bagong, ia menyambutnya. ”Betul Truk. Kamu pintar.Anak kita akan aman karena berada di dekat putra mahkota. Aku kenal dengan petugas yang mencatat calon-calon prajurit itu. Dia bekas juru masak Istana yang sering kita ajak mancing di Danau Tirta Rasa.” Demikianlah Bagong si Bungsu. Lain halnya dengan Gareng, ia bahkan menantangku berduel.

”Kamu sudah edan Truk. Jadi kamu setuju anak-anak kita jadi barang mainan? Dasar. Cuma badan kamu yang bongsor,otakmu sama dungunya dengan Bagong. Kamu pikir aku akan melepas keponakan-keponakanmu begitu saja? Atau kau sudah berubah pikiran karena baru pulang dari Kotaraja? Mereka sudah menyogokmu kan? Berapa? Jadi itu harga anak-anak kita? Jadi kau memilih untuk memusuhi kakakmu ini? Ayo! Jangan ditunda lagi, sekarang aja.” Bukannya tidak berani. Tapi apa untungnya menang berkelahi dengan orang pincang macam Gareng. Dan lagi, aku hanya menyampaikan kabar.

Dari awal aku hanya ingin menjadi saksi, menulisnya menjadi catatan-catatan seni ala Tumaritis. Ini akan menjadi karya besar, catatan sejarah orang kampung yang dengan sadar melihat kenyataan. ”Dasar pengecut. Mimpi aja sana. Mana Bagong?” Darah Gareng berkumpul di ubunubun. Ini bahan menarik untuk meneruskan tulisanku.Ternyata berlalunya hari dan bergesernya musim telah merubah bukan saja tanah kami tapi juga pikiran kami. Kini semua tingkah polah kami harus menunggu pengumuman dari Kotaraja. Paling tidak bagi yang setuju atau yang tidak mau menentang.

Yang tidak setuju, tentu saja berkelompok sendiri dan lambat laun memusuhi saudaranya. Padahal anak-anak kami belum berlatih apa-apa. Mungkin berlatih menjadi prajurit juga tidak apaapa, toh mereka sudah terbiasa dengan pedang, tombak, darah. Kalau sekedar lebam-lebam, Gareng dan Bagong telah menunjukkannya hampir tiap hari. Perintah untuk menjadi prajurit bagi anak-anak yang sudah disunat sementara dibatalkan, ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Raja Amarta – Prabu Puntadewa

Sementara karena terlalu sibuk membela pikiran masing-masing,Gareng telah melupakan kebun buahnya. Di sela tanaman-tanaman itu telah tumbuh belukar sehingga pekarangan kami telah menjelma hutan. Kambing-kambing Bagong melarikan diri dari kandang dan mendapatkan kebebasannya di padang ilalang barat kampung.Aku hanya akan menulis dan sekali lagi, tidak akan ikut campur karena bisa-bisa tulisan ini jadi macet. Lebih baik aku jadi Mas Petruk yang ganteng. Jadi Arjuna dari Tumaritis saja. Aduh… Bapak Semar, kenapa aku dijewer juga?

Kajari Indramayu Diserahterimakan

INDRAMAYU- Jabatan Kepala Kejaksaan Negeri Kab Indramayu secara resmi diserahterimakan dari Adil Wahyu Wijaya kepada penggantinya Pujiono Kamis (21/6) malam di pendopo Kab Indramayu.

Kepala Kejaksaan Negeri Kab Indramayu Adil wahyu Wijaya akan memangku tugas baru sebagai Kepala Kejaksaan Baleendah Kabupaten Bandung. Posisi Kepala Kejaksaan Negeri Kab Indramayu sendiri diisi oleh Pujiono, yang sebelumnya bertugas sebagai Kasie Sosial Politik Kejaksaan Agung. Adil Wahyu Wijaya kepada SINDO seusai malam jumpa pisah kajari di pendopo Kab Indramayu mengaku belum maksimal dalam mengerjakan tugas sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Kab Indramayu.

Dia berharap beberapa tugas yang belum selesai dirampungkan terutama kasus dugaan korupsi segera diselesaikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Kab Indramayu yang baru. ”Saya hanya titip tiga kasus korupsi yang saat ini masih ditangani Kejaksaan,” ungkapnya. Tiga kasus dugaan korupsi terbesar di Kab Indramayu yang masih ditangani Kejaksaan Negeri Kab Indramayu antara lain, kasus dana water meter PDAM, kredit ketahanan pangan (KKP) tahun 2002, dan kasus tanah Perhutani di Desa Krimun Losarang. Dalam kesempatan terpisah, Kajari Kab Indramayu Pujiono mengaku akan bekerja maksimal terutama dalam penanganan tindak pidana korupsi.

“Mudah-mudahan saya bisa bekerja maksimal dan menyelesaikan tugas dari Kajari sebelumnya,” kata dia. Acara jumpa pisah ini dihadiri Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin, Kapolres Indramayu AKBP Djoko Purbohadijoyo, Dandim Letkol Inf Bangkit,dan unsur muspida lainnya. Kasie Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kab Indramayu, Mahfudiyanto mengatakan, jajarannya akan menerima kedatangan Kajari yang baru untuk bersama-sama menyelesaikan tugas dan pekerjaan.

SUARA MAHASISWA, Ke Mana Hilangnya Bahasa Indonesia?

BAHASA Indonesia adalah bahasa yang kita sepakati sebagai bahasa pemersatu bangsa–– sebagai pemersatu berbagai bahasa yang berbeda terdapat di setiap daerah, suku dan budaya–– seperti yang terdapat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,bahwa bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa.

Terus, seberapa besarkah orang di Indonesia yang sudah mengaplikasikan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya? Ternyata bahasa Indonesia hanya dituturkan 17 juta penduduk di Indonesia yang merupakan peringkat ke-56 dunia dari segi banyaknya penutur, masih kalah dengan bahasa Jawa yang mencapai 80–100 juta penutur, menempati peringkat 11 dunia dari segi banyaknya penutur (Hidayat,Amir & Rhaman,Elis, 2006).

Wow,angka di atas merupakan angka yang mencengangkan, tidak dapat dipercaya. Bahasa Indonesia sebagai bahasa identitas bangsa masih sedikit digunakan masyarakat kita, bahkan masih kalah dengan bahasa daerah? Bila kita telusuri lebih dalam, ada beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Indonesia hanya dipakai segelintir masyarakat.

Pertama, masih adanya budaya mengedepankan kepentingan kelompok atau yang disebut dengan the rise of underground subcultur.Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat di lingkungan nyata bahwa masih banyak masyarakat yang meng-anggap bahasa daerah mereka lebih tinggi dari bahasa daerah lain. Dengan anggapan demikian, mereka akan saling memperkuat bahasa daerah mereka dengan menggunakannya dalam bahasa sehari-hari.

Hal ini bukan suatu yang dianggap jelek, melainkan kecenderungan mereka yang terlalu berlebihan dapat me-nyebabkan kurang cintanya mereka pada bahasa Indonesia, sehingga mereka akan malas mempelajarinya dan akhirnya banyak di antara mereka yang sampai tak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kedua,adanya budaya kebiasaan.Budaya kebiasaan adalah budaya berbahasa yang diakibatkan kebiasaan yang diciptakan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, munculnya bahasa-bahasa baru yang dituturkan anak muda, atau yang kita sebut sebagai bahasa gaul. Seperti yang sering kita dengar adanya kata banget,gue,lo,kebiasaan ini juga akan melunturkan rasa cinta kita terhadap bahasa Indo-nesia.

Tak jarang sebagian dari mereka ada yang beranggapan bahasa Indonesia adalah bahasa yang kuno,sudah ketinggalan jaman alias norak. Ketiga, adanya sistem pendidikan pengajaran bahasa Indonesia yang tidak sinergi. Contohnya, para siswa di sekolah dituntut untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, tetapi kenyataannya hanya berlaku ketika jam pelajaran.

Di luar jam pelajaran, guru pun terkadang berkomunikasi dengan siswanya menggunakan bahasa daerah. Ini juga dapat menyebabkan pudarnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia. Bagaimana muridnya mau mencintai bahasa Indonesia kalau gurunya yang sebagai teladan tidak mencintainya, tidak pernah memberikan contoh hanya sebatas pelajaran kelas saja? Kalau ini terus berlanjut bukan tidak mungkin kita akan menjadi bangsa yang anomi.(*)

RANGGA AIRLANGGA
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung

Orang Jawa Jadi Teroris

Dalam sebuah diskusi kecil, Prof Dr Azyumardi Azra,mantan rektor UIN Jakarta menyatakan keheranannya: kenapa sekarang ini teroris banyak yang berasal dari Jawa.

Kenapa teroris tidak tumbuh di Sumatera dan Sulawesi yang orang-orangnya terkenal berwatak keras? Pertanyaan Edi––panggilan akrab Prof Dr Azyumardi Azra––itu ada benarnya. Faktanya, mayoritas teroris yang tertangkap polisi sejak tragedi Bom Bali (I dan II), bom Kuningan, Bom Mariot, Bom Poso,dan lain-lain ternyata berasal dari Jawa.Abu Dujana, misalnya, meski berasal dari Jawa Barat––yang tidak dikategorikan sebagai Jawa (karena ada peperangan antara Kerajaan Majapahit di Jawa dan Pajajaran di Sunda)––tapi “besar dan matang” dalam lingkungan Jawa.

Ini terlihat dari lingkaran dalam (ring satu) Abu Dujana seperti Abu Irsyad, Amrozi, Imam Samudera, dan lain-lain. Abu Dujana sendiri, misalnya, saat terakhir tinggal di Banyumas – wilayah yang masih dalam koridor Pulau Jawa. Jika pun ada teroris lain yang berasal dari daerah lain,porsinya sangat kecil. Lagipula, gerakan mereka pun dikendalikan orang Jawa dan dari Jawa.

Karakter Orang Jawa

Sebelum membahas pertanyaan Edi, alangkah baiknya kita menyimak dua proklamator Indonesia, Bung Hatta dan Bung Karno. Bung Hatta yang lahir di Sumatera ternyata berkepribadian lebih lembut dan halus ketimbang Bung Karno. Soekarno yang Jawa adalah orang yang mempunyai kepribadian keras, menggelegar, dan pantang menyerah. Sepintas,kepribadian Soekarno itu bukan personifikasi orang Jawa yang terkenal lembut dan mudah kompromi.

Kenapa demikian? Untuk mengkaji fenomena tersebut, kita perlu memahami karakter orang Jawa. Dan salah satu cara untuk memahaminya adalah dengan melihat simbol karakter dalam wayang Pandawa Lima. Mereka adalah Puntodewo,Werkudoro (Bima), Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Puntodewo, Nakula, dan Sadewa terkenal sebagai tiga tokoh yang lemah lembut dan selalu mengalah. Sedangkan Arjuna adalah tokoh yang pandai, baik dalam diplomasi maupun perang.

Arjuna bisa berunding dengan musuh dan mengatur strategi peperangan.Sedangkan Werkudoro adalah tokoh yang lurus, blak-blakan, pemberani, dan pantang menyerah. Werkudoro tidak pandai diplomasi dan tanpa kompromi. Jika menurutnya benar, dia serta merta bersedia perang,apa pun risikonya. Karakter-karakter Pendawa Lima itulah yang tampaknya menjadi gambaran untuk melihat karakter orang Jawa. Bung Karno mungkin lebih mirip karakter Werkudoro.

Sementara tokoh seperti Cokroaminoto dan Ki Bagus Hadikusumo, lebih pas dengan karakter Arjuna–– berani dan pandai diplomasi. Sedangkan tokoh seperti almarhum Sudjatmoko, mantan rektor Universitas PBB, yang dikenal sebagai intelektual yang religius dengan pendalaman filsafat yang amat tinggi, lebih pas dengan karakter Puntodewo. Dengan demikian,karakter orang Jawa itu sangat beragam, tergantung dari “bawaan” simbol pewayangannya.

Karakter- karakter Pendawa Lima itu akan muncul pada situasi-situasi kritis yang amat membutuhkan “figur” untuk memecahkannya. Bung Karno, misalnya, muncul pada saat yang tepat ketika Indonesia membutuhkan seorang orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajah. Meski gambaran karakter-karakter Pendawa Lima itu bisa dipakai untuk memahami orang Jawa,tapi secara keseluruhan sikap dan tutur kata orang Jawa sangat lembut, akomodatif, dan mudah bersahabat dengan siapa pun.

Meski demikian, orang non-Jawa perlu hati-hati dalam menyikapi dan memandang orang Jawa. Jangan sekali-kali orang Jawa diremehkan atau dikecewakan. Kenapa? Karena orang Jawa punya filosofi hidup tiga nga (huruf terakhir alfabet Jawa).Yaitu ngalah,ngalih,dan ngamuk. Dalam budaya Jawa terkenal filsafat, ngalah untuk menang. Orang Jawa memang suka mengalah untuk tujuan jangka panjang yang menguntungkan. Ini adalah sisi lain dari karakter Puntadewa.

Tapi jika lawannya masih keras, orang Jawa akan ngalih – “meminggirkan” dirinya untuk mencari strategi lain untuk menang.Meminggirkan diri ini tidak berarti lari, tapi mencari jalan dialog sambil menyusun strategi. Ini adalah karakter lain dari Arjuna.Tapi jika terus didesak dan diinjak terus-menerus, orang Jawa akan ngamuk.Ini adalah karakter lain dari Werkudoro.

Jadi Teroris

Seperti kita ketahui,Abu Dujana,Abu Irsyad,Amrozi,dan teman-temannya adalah alumni Afghanistan. Sebagai orang Jawa yang Muslim, mereka telah mengalami “penggemblengan” – baik fisik, psikis, dan ideologis untuk melakukan perang dengan “orang-orang kafir”. Bagi mereka––para mujahid Afghanistan–– penjajah Rusia di Afghanistan adalah orang kafir yang harus diperangi.

Dengan pertolongan Allah––seperti dikemukakan Imam Samudera––para mujahidin Afghanistan bisa memenangkan perang melawan Rusia. Setelah penjajahan Rusia lenyap, datanglah penjajah Amerika. Penjajah yang terakhir ini ternyata sulit dikalahkan. Amerika sangat kuat dan punya “outlet-outlet ekonomi dan budaya”di mana-mana,termasuk Indonesia. Hotel JW Marriot dipandang sebagai “outlet ekonomi” AS di Jakarta.

Cafe dan diskotek di Bali adalah “outlet budaya”AS.Kedua-duanya harus dihancurkan. Karena itu, ketika Amrozi dan kawan-kawan meledakkan bom di hotel JW Marriot Jakarta dan cafe di Kuta Bali, dalam keyakinannya, mereka tengah menghancurkan kekuatan Amerika. Kenapa mereka ngamuk terhadap AS? Para teroris tersebut sudah merasa tertekan, terdesak, dan tertindas oleh Amerika. Dan sebagai orang Jawa,mereka sudah tak punya pilihan ngalah dan ngalih terhadap AS.

Satu-satunya pilihan, mereka harus “ngamuk” – alias perang habis-habisan melawan AS. Itulah sebabnya pengebom bunuh diri (suicide bombing) – seperti terlihat dalam CD mereka – dijuluki Noordin M Top sebagai syuhada atau pahlawan. Sayang sekali, pandangan ideologi mereka––para alumni Afghanistan yang kecewa terhadap AS tersebut––bersifat sempit dan radikal. Mereka tak peduli, Indonesia bukanlah daarul harb atau negeri yang sedang berperang melawan AS.

Mereka tak peduli, peperangannya melawan AS di Indonesia telah menewaskan ratusan orang tak bersalah yang mayoritas juga beragama Islam.Mereka berpandangan bahwa Islam itu harus tegak dengan label Islam lengkap dengan segala atributnya. Padahal, Islam itu adalah esensi dan kata sifat. Ini artinya banyak akhlak orang-orang dan bangsabangsa lain, termasuk Amerika yang lebih islami ketimbang akhlak orang Afghanistan dan orang-orang yang mengaku dirinya Islam.

Walhasil, sebagai orang Jawa, seharusnya Abu Irsyad dan teman-temannya introspeksi diri.Sudah benarkah ideologi mereka? Ingat Nabi Muhammad––junjungan kita umat Islam––pernah bekerja sama dengan orang Kristen dan Yahudi dalam berbagai kegiatan bisnisnya. Di Madinah, Nabi Muhammad pun mampu menata kehidupan masyarakat yang plural,terdiri atas berbagai macam suku dan agama. Itulah Islam!(*)

M Bambang Pranowo
Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta

Tersangka Teroris Dipindahkan ke Depok

YOGYAKARTA – Empat tersangka teroris kelompok Abu Dujana kemarin dipindahkan ke tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok.

Pemindahan para tersangka dari tahanan Markas Brimob Polda DIY, Baciro,Yogyakarta ini dilakukan untuk kemudahan proses penyidikan lanjutan. Para tersangka— Arif Saifudin, Nur Afifudin, Aziz Mustopa, dan Aris Widodo—tiba di Markas Brimob Kelapa Dua, Depok, sekitar pukul 16.22 WIB. Sebelumnya,keempatnya diterbangkan dari Bandara Adisucipto Yogyakarta sekitar pukul 13.00 WIB dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 13.30 WIB.

Keempat anggota kelompok Abu Dujana alias Pak Guru alias Masyhuri alias Sorim alias Sobirin alias Dedi ini, dibawa dari Halim Perdanakusuma dengan dua kendaraan trantis Gegana. Satu kendaraan trantis berisi barangbarang keempat tersangka teroris, satu lagi berisi empat teroris dikawal delapan petugas Densus 88 Antiteror. Begitu tiba di halaman Markas Brimob, puluhan wartawan yang sudah menunggu sejak lama, langsung mengerubungi kedua mobil tersebut. Sekitar pukul 16.50 WIB, dua mobil trantis melaju ke halaman belakang Markas Brimob. Tepat di samping kanan ruang tahanan, dua kendaraan trantis tersebut berhenti dengan pengawalan ketat dan berlapis dari Satuan Gegana dan Tim Densus 88.

Dua anggota Densus 88 dibantu empat anggota Gegana membawa Nur Afifudin yang berambut panjang, dengan kondisi tangan, kaki, dan kepala diborgol. Nur Afifudin, menggunakan sandal jepit, memasuki ruang tahanan dengan menundukkan kepala. Wajah Nur Afifudin tertutup rambutnya yang ikal dan panjang. Bersamaan dengan dibawanya Nur Afifudin ke ruang tahanan, juga Arif Saifudin. Pria berambut pendek lurus ini dipapah dua petugas Densus 88. Selang lima menit setelah Nur Afifudin dan Arif Saifudin, giliran Aziz Mustopa dan Aris Widodo dibawa ke ruang tahanan.

Kedua tersangka teroris ini tampak lebih tegar meski dari raut wajah keduanya terlihat lelah. Aziz dan Aris berani memperlihatkan wajah mereka saat puluhan kamera TV mengambil gambar keduanya. Lalu,keduanya masuk ruang tahanan menyusul dua rekannya. Setelah keempat tersangka teroris masuk ke ruang tahanan, petugas dari Densus 88 dibantu anggota Gegana membawa barang- barang keempatnya ke ruang tahanan. Barang bawaan keempatnya cukup banyak.

Ada satu tas ransel besar merek Alfin, tas punggung merek Neoseck, tas punggung biru, tas punggung cokelat keabu-abuan,dan satu tas dorong besar warna merah. Selain itu, ada enam karung berukuran besar (20 kg) berisi barang- barang keempat tersangka. Komandan Tim Densus 88 yang mengenakan kaus oblong putih bertuliskan Anti Teror yang tidak mau menyebutkan namanya, memberikan uang Rp1 juta kepada seorang anggota Sat III Pelopor bernama Semmy yang menggunakan pakaian sipil (preman). ”Semmy, uang Rp1 juta ini untuk mereka, belikan celana, sikat gigi, odol, dan keperluan lainnya,”ujar pria yang beberapa anggota Densus 88 menyebutnya Komandan Leo. Sementara itu,Wakil Kepala Korps (Wakakor) Brimob Brigjen Pol Drs Sukirno mengatakan, keempat teroris tersebut disatukan bersama enam anggota teroris kelompok Solo yang sudah lebih dulu mendekam di Markas Brimob. Menurut Sukirno, pengamanan terhadap keempatnya sama seperti enam tersangka teroris sebelumnya.

Mereka tidak boleh ke luar sel. Kalaupun harus ke luar, maka akan dikawal ketat. ”Jelas pengamanan kami perketat karena mereka (tersangka teroris) berbeda dari tahanan lain. Kalau mereka mau olahraga bisa di dalam sel,mau push up atau sit up bisa kok di dalam penjara,” terang Sukirno. Dari Jakarta, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto mengatakan, sebelumnya polisi sudah merencanakan membawa lima tersangka ke Rumah Tahanan (Rutan) Brimob Kelapa Dua, Depok. Namun, satu tersangka berinisial RT urung diikutsertakan karena masih dibutuhkan untuk mengembangkan penyelidikan di lapangan. RT diduga juga merupakan anggota komplotan Abu Dujana.

Dia ditangkap Densus 88 barubaru ini di sebuah kawasan di Jawa Tengah. Namun, Sisno mengaku belum mendapatkan informasi terperinci mengenai RT. ”Saat di Bandara Adisucipto, RT diturunkan karena ternyata masih diperlukan untuk pengembangan penyelidikan di lapangan. Jadi, total yang dibawa hanya empat orang,” ujar Sisno. Dengan dipindahkannya empat tersangka ini, kini tinggal Abu Dujana, Zarkasi, dan RT yang masih ditahan di Yogyakarta guna kelanjutan penyelidikan polisi. Sementara dua tersangka lain, yakni Nur Fauzan, 19, dan Ihsa Anshori, 16, kabarnya akan dilepaskan karena permintaan Ketua Tim Pembela Muslim Sulawesi Tengah (Sulteng) Asludin Hatjadi, yang menjadi kuasa hukum tersangka.

Asludin mengatakan, Nur Fauzan dan Ihsa Anshori telah diminta untuk dibebaskan karena keterlibatannya dalam anggota jaringan teroris itu tidak terlalu signifikan. Keduanya hanya dituduh menyembunyikan keberadaan Taufik Kondang alias Taufik Masduki, salah satu anggota jaringan teroris yang tertangkap Densus 88 enam hari lalu di wilayah DIY.

Jaringan Abu Dujana Dibongkar

Image

GARIS POLISI Sejumlah warga mengamati rumah Yusron Mahmud alias Mahfud, tersangka teroris yang ditangkap Sabtu (9/6) lalu oleh Detasemen 88/Antiteror di Desa Kebarongan, Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah. Mabes Polri memastikan Yusron adalah orang dekat Abu Dujana.

JAKARTA – Yusron Mahmud alias Mahfud alias Yusron,tersangka teroris yang ditangkap di Banyumas, Sabtu (9/6) lalu, diyakini sebagai orang dekat Abu Dujana. Polisi mengetahui, warga RT 03/03 Desa Kebarongan,Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah ini sering bertemu Abu Dujana di lokasi penangkapan.

”Yusron berbeda dengan Abu Dujana. Tapi, dia adalah orang dekat Abu Dujana,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto , tadi malam. Yusron yang tertangkap setelah ditembak kakinya oleh anggota Densus 88/Antiteror itu sempat disebut sebagai Abu Dujana, pemimpin Jemaah Islamiyah (JI), kelompok militan Asia Tenggara yang jadi buron utama polisi. Dujana juga disebut-sebut sebagai pengganti Noordin M Top, tersangka kasus bom Bali yang hingga kini masih buron. Sisno menjelaskan, polisi menangkap Yusron karena diinformasikan bahwa dia sebelumnya sering melakukan pertemuan dengan Abu Dujana di lokasi penangkapan. ”Saat penangkapan memang terdapat seseorang selain Yusron.

Orang itu melarikan diri.Nah,kami sampai saat ini belum memperoleh informasi identitasnya,” tuturnya. Sisno menjelaskan pula adanya beberapa orang yang diamankan polisi. Namun, dia belum mendapatkan informasi tentang identitas mereka, termasuk apakah terkait dengan kelompok Abu Dujana. Mengenai informasi Yusron ditembak Densus 88 di depan anaknya, Sisno membantah kabar itu. ”Saya rasa tidak. Penembakan itu kemungkinan karena ada perlawanan,” tandasnya. Sisno menjelaskan, kemungkinan besar Yusron masih diamankan di Polda Jawa Tengah demi pengembangan penangkapan Abu Dujana.

Densus 88/Antiteror juga melakukan penggerebekan di sejumlah tempat di Sukoharjo,Karanganyar (Jateng), dan Sleman (DIY). Menurut informasi dua orang berhasil ditangkap. Sebelum ditangkap Sabtu (9/6) lalu, polisi sempat menembak kedua kaki Yusron yang berusaha kabur. Menurut saksi mata,Yusron ditembak dua kali di depan kedua anaknya. Saat ditangkap, Yusron yang asli warga Nepak RT 08/02, Desa Bulurejo, Mertoyudan, Magelang, itu sedang menyaksikan pemilihan kepala desa (pilkades) di desanya.

Dia mengajak tiga dari empat anaknya, masing-masing Yusuf Sidiq, 8; Salman Fariz, 5; dan Hilma Shofia, 2. Merasa diawasi,Yusron bergegas pergi dari tempat pemungutan suara (TPS) pilkades itu.Dia mengajak ketiga anaknya pergi dengan sepeda motor Astrea Prima buatan 1991. Baru 150 meter, dua orang anggota Densus 88 mencegatnya. Yusron berusaha kabur. Satu dari dua petugas itu memberikan tembakan peringatan ke udara. Namun, Yusron tidak berhenti. Akhirnya, petugas menembak kaki kanan Yusron yang masih berada di atas motor. Yusron terjatuh dan masuk ke parit bersama motornya. Ketiga anaknya juga terperosok ke parit sedalam satu meter itu.Namun,Yusron masih berusaha kabur sambil memekikkan takbir.

Polisi pun menembak kaki Yusron lainnya. Usai penembakan itu, ketiga anaknya berteriak histeris sambil menangis. Menurut saksi mata, Naryo, 40, dua anak Yusron, yakni Yusuf Sidiq dan Salman Faris, berlari sambil menangis saat ayahnya ditembak. Keduanya langsung menuju rumah memberi tahu ibunya, Sri Mardiyati, 34.Kebetulan lokasi penangkapan dan rumah keluarga ini tidak terlalu jauh. ”Anak Yusron lainnya,Wilma Sofia, saya gendong dan saya antarkan ke rumahnya. Saat itu saya sedang berada di lokasi, bahkan sempat berbincang dengan petugas itu,” kata Naryo.

Naryo membeberkan, saat itu ada sekitar sepuluh anggota Densus 88. Enam di antaranya mengenakan pakaian preman, dan empat lainnya berseragam. Naryo mengaku mendengar tiga kali suara tembakan. Setelah penembakan itu, kata Naryo,Yusron langsung diborgol dan dibawa ke rumah. Dalam perjalanan pulang,Yusron yang dikawal ketat petugas itu tidak hentihenti mengucapkan takbir. Kemarin sore, rumah Yusron, yang baru delapan bulan ditempati, masih dikerumuni warga.Sejumlah polisi masih berjaga-jaga di rumah yang dikelilingi police line. Kondisi dalam rumah sudah acakacakan. Diduga, polisi juga memeriksa semua ruangan untuk mencari bahan peledak atau senjata api. Menurut Kepala Dusun I Muhdirin, keluarga Yusron memang tipikal warga yang suka berpindah- pindah, meski masih tetap di satu kecamatan.

Tempat tinggal pertama Yusron di rumah kontrakan di Dusun Tipar, Desa Alasmalang. Kedua, di Dusun Teleng, Desa Kebarongan Kidul. Ketiga, di RT 3 RW 3 Desa Kebarongan. ”Di tempat ini dia sudah delapan bulan membeli sebidang tanah milik Sugino,guru SD Adisena Kemrajen, seluas 20 ubin. Di atas tanah itu,Yusron membangun rumah dari papan berukuran 4x7 meter persegi,” katanya. Selama tinggal di rumah itu,Yusron menggantungkan hidup dengan membuat kerajinan tas sekolah. Biasanya, kerajinan itu dijual keliling di sekitar desa atau dijual di Pasar Sumpiuh dan Kemranjen. Sementara itu, warga Dusun Nepak, RT 8 RW 2 Desa Bulurejo, Mertoyudan, Magelang, membantah informasi ada anggota jaringan teroris Abu Dujana yang tinggal di desa mereka. Ketua RT 2 Kabul Hadi Prayitno, 54, mengatakan, dalam data penduduk yang dia pegang selama 12 tahun, tidak pernah terdaftar nama Yusron Mahmud maupun Sri Mardiati.

”Data ini juga terus saya pantau, apakah ada warga yang pindah atau datang. Sehingga, tambah atau berkurangnya juga tercatat,” kata Kabul. Jajaran Polda Jateng mengaku tidak tahu soal penangkapan Yusron. Kabid Humas Polda Jateng AKBP Syahroni menyatakan belum mendapat laporan terkait pergerakan Densus 88 di Banyumas. ”Sampai sekarang saya belum dapat informasi tentang itu. Saya juga tidak tahu dia itu ditangkap karena terlibat apa,” terangnya. Beredar kabar,Yusron sempat dibawa Densus 88 Mabes Polri ke Mapolda Jateng, sekitar pukul 23.00 WIB Sabtu (9/6).”Apakah dibawa ke sini (Polda Jateng) atau tidak, saya juga belum dapat laporan,” terangnya.

Wadireskrim Polda Jateng AKBP Zaenal Arifin Paliwang mengatakan hal serupa.”Saya malah tahunya dari running text televisi. Apakah benar ada penangkapan orang yang diduga terlibat teroris atau tidak,saya belum dapat informasi. Untuk masalah yang terkait Densus 88 saya tidak pernah mendapat laporan.”

Rumah Digerebek

Rumah Taqwim Billah di Kampung Tangkil Baru RT 3 RW 7 Desa Manang, Kec Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah dini hari kemarin didatangi Densus 88/Antiteror Mabes Polri.Kedatangan polisi ini diduga terkait penangkapan Yusron di Banyumas. Menurut keterangan salah satu saksi mata, Ngatimin, warga setempat, kedatangan Densus 88 ini mengendarai tiga mobil dan sepeda motor. Beberapa di antaranya mengenakan pakaian hitam-hitam. Namun, tidak semuanya memakai penutup kepala.

Sementara penggerebekan itu berlangsung antara pukul 02.00– 03.00 WIB. Saat itu, Ngatimin terbangun setelah mendengar suara pintu mobil ditutup dengan keras di depan rumahnya. Setelah itu, lelaki yang rumahnya berada persis di depan rumah Taqwim ini mendengar suara orang memberi perintah. ”Ketika keluar (dari) rumah, sudah ada beberapa personel polisi yang mengepung rumah Taqwim. Salah satu dari mereka bilang agar saya tidak usah ke mana-mana,”tuturnya. Ngatimin sempat mendengar suara kaca pecah dan suara istri Taqwim, Mutmainah, yang berteriak kaget.

Setelah itu, suasana menjadi sepi kembali.Dia juga melihat beberapa personel membawa senjata laras panjang.”Dua di antaranya berjaga di depan pintu.Yang lain saya tidak tahu karena saya cuma lihat dari depan rumah. Mungkin ada juga yang berjagajaga di belakang,”tutur Ngatimin. ”Kelihatannya, tadi malam Taqwim tidak ada di rumah.Tapi, kalau misalnya dia dibawa Densus, saya juga tidak tahu karena saya tidak lihat,”ujarnya. Istri dan anak-anak Taqwim diperkirakan ada di rumah saat penangkapan.Ngatimin menuturkan, dalam keseharian, hubungan keluarga Taqwim dengan tetangga sekitar baik. ”Orangnya juga baik, tidak menunjukkan tingkah laku mencurigakan,” tandasnya. Kapolwil Surakarta Kombes Pol Yotje Mende mengaku belum mendapat konfirmasi terkait penggerebekan yang dilakukan Densus 88 di rumah Taqwim.

”Saya belum mendapat konfirmasi. Jadi saya belum tahu apa yang terjadi dan aktivitas apa yang dilakukan di rumah Taqwim. Personel Polwil juga tidak ada yang dilibatkan,”jelas Yotje. Taqwim disebut-sebut sebagai salah satu buron Densus 88/Antiteror. Pada 2003, dia lolos dari penyergapan karena meninggalkan rumah sebelum Densus 88 datang. Beberapa pelaku terorisme lain yang ditangkap pernah didatangkan ke rumah Taqwim dan mengaku pernah melakukan simulasi pembuatan bom di rumah ini.

Jawa Jadi Basis

Pakar terorisme Asia Tenggara Sidney Jones berpendapat, Abu Dujana merupakan tokoh kunci jaringan teroris di Indonesia, khususnya kelompok JI. Karena itu, polisi pasti sangat ingin menangkapnya. ”Apabila Abu ditangkap, tentu banyak informasi yang didapat tentang gerakan teroris di Indonesia,” ungkap Sidney. Mengenai basis tersangka teroris di Pulau Jawa, Sidney menilai kultur gerakan atau organisasi di sana masih sangat kuat. Karena itu, tidak mustahil berbagai basis gerakan tumbuh. Bahkan, Pulau Jawa menjadi tempat yang cukup aman bagi teroris. Dia menilai upaya Polri untuk memberantas jaringan teroris sudah cukup baik.Itu dibuktikan dengan berbagai penangkapan tersangka. ”Saya rasa sudah bagus dan tinggal meneruskan kesungguhan itu,” tandasnya. (aa_mpray)

Friday, June 22, 2007

Tempuh S2, Jadi Incaran Media AS Arie Hadipriono Tan, Bocah Cirebon, Sarjana pada Usia 15 Tahun

Seseorang bergelar sarjana (S1) paling cepat umur 20-21 tahun. Namun bagi Arie Hadipriono Tan, bocah kelahiran Cirebon tahun 1992 ini sudah sarjana pada umur 15 tahun. Tan lulus sangat memuaskan dari Ohio State University (OSU) Amerika Serikat. Laporan Abdullah dari CirebonARIE Hadipriono Tan menjadi buah bibir di negeri Paman Sam. Penyebabnya, dengan usia yang masih sangat belia, ia berhasil menyabet gelar sarjana di bidang molecul genetic dengan predikat Magna Cumlaude 3,8. Tan pun selalu menjadi incaran media massa di AS untuk diwawancarai. Arie demikian biasa dipanggil, lahir di Cirebon bersama Adrian adiknya. Ia kini bermukim di AS bersama kedua orang tuanya Prof Fabian dan ibunya Angeline. Beberapa waktu lalu Arie pulang ke Cirebon, namun sudah kembali ke AS.Tandiono Watmaja Paman Arie yang tinggal di Jalan Panjunan Cirebon mengatakan, Arie berhasil menyabet gelar sarjana umur 15 tahun dari Ohio State University dengan predikat Magna Cumlaude. Profilnya pernah dimuat di koran terbitan Amerika The Lantern dan The Columbus Dispatch. Tandiono menjelaskan, Arie sejak umur 2 tahun sudah bisa membaca. Bahkan sebelumnya pernah bersekolah di Santa Maria. Akan tetapi karena orang tuanya tinggal di Amerika, akhirnya Arie dan adiknya pindah ke Amerika. Arie selama ini bisa mempelajari ilmu science di atas kemampaun orang lain. Bahkan setiap hari, hobinya membaca dan melakukan eksperimen di laboratorium. Namun begitu, sifat kekanak-kanakan juga belum bisa dilepaskan. Seringkali sifat kanak-kanaknya ditunjukkan dengan memanjat dinding, bahkan kawat gigi inginnya dicopot jika tidak ada ibunya. "Sekarang Arie sedang menempuh kuliah S2 di bidang bio chemistry atau biologial science, dan berobsesi menemukan metode penyembuhan kanker," ujarnya. Kepandaian Arie juga dimiliki adiknya yang bernama Adrian. Saat ujian matematika waktu yang diberikan 2 jam, tetapi ia berhasil menyelesaikannya dalam waktu 1 jam dengan nilai sempurna. Dengan usia 13 tahun Adrian mempunyai nilai- diatas rata-rata orang dewasa. Dan berhasil menyelesaikan studinya di bidang Science Engineering seperti kakaknya dengan waktu 3 tahun. "Adrian juga sudah bisa membuat robot sendiri," pungkasnya. (*)

RENUNGAN INDAH



Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya : mengapa Dia menitipkan padaku
???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu
???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu
adalah
derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak
popularitas, dan
kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukum
bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika : aku
rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat
dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusan-Nya yang
tak sesuai keinginanku
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk
beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama
saja".....

Saya Dipaksa Ngaku, Lelah Digebuki


Wawancara dengan Ustad Adung yang Disebut Amir JI Abu Dujana alias Aenul Bahri, tersangka teroris yang berhasil dibekuk tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, pernah menyebut nama Ustad Adung sebagai amir dalam Jamaah Islamiyah. Benarkah Adung mengenal Dujana? Berikut petikan wawancara Jawa Pos dengan Adung yang bernama asli Sunarto itu di Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Assalamu ’alaikum Ustad, bagaimana kabarnya? Wa ’alaikum salam. Alhamdulillah, Allah selalu memberi kesehatan dan rezeki-Nya. Maaf ya, saya tidak bisa lama karena harus mengajar. Kalau sore, saya selalu keliling. Di sini, kami dakwah dari sel ke sel.Sudah dengar Abu Dujana ditangkap? (Tertawa) ya, ya saya tahu dari koran dan televisi. Orang-orang di sini yang kenal saya jadi ramai. Mereka tanya, apa benar saya amir JI? Saya tertawa saja. Hahaha. Jadi, benar Anda amir JI? (Tertawa lagi) kalau jadi imam jamaah masjid di penjara ini, betul. Iya, saya akui, namanya Majelis at Tawabiin (orang-orang yang bertobat, Red). Saya imam salat di sini dan mengajar baca Alquran. Itu saja. Tujuannya, napi-napi yang muslim itu kembali pada agamanya. Itu saja.Apakah Anda mengenal Abu Dujana? Saya tidak kenal Aenul Bahri atau Abu Dujana itu. Memang, dulu saya dipaksa-paksa mengaku oleh mabes. Saya bilang kepada mereka, sudahlah, ngawur aja. Kamu cerita gimana, mau apa yang ditulis. Capai juga digebuki. Sudahlah, terserah kamu. Tapi, di pengadilan, waktu sidang saya ingkari. Gimana, wong benar-benar tidak kenal. Kalau wajah Abu Dujana, mungkin Anda ingat? Mungkin dia salah seorang murid Anda? Terus terang, lihat dia (Dujana, Red) di televisi, saya ketawain aja. Ini anak dari mana, kok bisa ngomong kayak gitu? Diapain dia (tertawa)?(Pada beberapa kali tayangan televisi, Abu Dujana memang telah membuat pengakuan. Di antaranya, dalam pengakuan itu, dia membeberkan tentang struktur dan jaringan organisasi Jamaah Islamiyah. Termasuk, menyebut nama Adung sebagai orang yang pernah menjadi amir). Abu Dujana sempat menyebut Anda pernah berjihad di Afghanistan, benarkah? Ini lagi, apa lagi itu? Saya belum pernah ke Afghan. Kalau ke Saudi, saya pernah untuk haji dan umrah. Kalau anak saya, memang ada yang ke Pakistan untuk belajar Alquran. Kalau Noordin, Anda kenal? Ya, saya kenal Noordin. Ceritanya, waktu itu zaman Orde Baru, 1985. Saya bertiga bersama almarhum Ustad Abdullah Sungkar dan Ustad Abu Bakar Ba’asyir memang lari ke Malaysia dari kezaliman Soeharto. Teman-teman kami yang tidak lari ditangkapi. Setelah hidup di Malaysia, kami bingung menyekolahkan anak karena kami tidak percaya pada pendidikan orang Malaysia. Akhirnya, kami mendirikan Pondok Pesantren Luqmanul Hakim di Johor, Malaysia. Noordin memang pernah tinggal di sana dan ikut mengajar. Tapi, setelah ada ontran-ontran (huru-hara, Red) dan saya kembali lagi ke Indonesia, saya tidak tahu lagi. Tentang JI, bisa Anda ceritakan?Dulu, setelah ditangkap, saya pernah diajak makan-makan sama Bekto (Brigjen Pol Bekto Suprapto, kepala Densus 88 Polri, Red). Waktu itu, ada juga wartawan, tapi saya lupa namanya. Bekto bilang, Ustad, gimana ceritanya itu JI (Jamaah Islamiyah)? Saya jawab, saya ini sejak 70-an mendampingi Ustad Abdullah Sungkar (disebut polisi sebagai pendiri JI, Red) sampai beliau wafat pada 1999, belum pernah sekalipun saya dengar nama JI itu keluar dari lisan beliau sendiri. Jadi, saya juga tidak tahu dari mana JI itu muncul.Apa reaksi Pak Bekto? Waktu itu, dia diam aja.Kembali ke pengakuan Abu Dujana, kalau begitu, Anda yakin dia berbohong? Ya, bisa saja. Mungkin ada tekanan. Itu sudah sunatullah. Bentuknya ada dua. Kalau tidak disakiti, ya ditawari bujuk rayu. Sejak dulu begitu, (tertawa) sudah biasa itu. Ada pesan Anda untuk Abu Dujana? Ya, segeralah bertobat. Masih ada waktu, sebelum maut sampai tenggorokan. Saya sampaikan pengakuan ini sebenarnya dan sudah direkam. Semoga masih ada waktu, semoga dia segera sadar dan bertobat. (ridlwan)

Kalla: Masak SBY Marah Lapor Presiden sebelum Golkar dan PDIP Koalisi


JAKARTA - Partai Golkar sangat rapi dalam melakukan manuver pembentukan poros baru dengan PDIP. Ketua Umum Jusuf Kalla cukup cerdik memosisikan diri dalam pusaran politik yang sensitif itu. Kalla yang masih masuk paket ”dwitunggal” bersama Presiden SBY ternyata tidak ingin melupakan duetnya itu. Sebelum Surya Paloh yang mengatasnamakan Golkar melakukan koalisi dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufik Kiemas, Kalla melaporkan agenda itu kepada SBY. ”Pertemuan itu bukan rahasia karena sudah saya informasikan secara terbuka. Sebelum ke Jatim, sudah saya sampaikan pada presiden, Golkar akan begini (bertemu, red) dengan PDIP. Pertemuan biasa saja,” paparnya.Karena itu, Kalla yakin hubungan dirinya dengan Presiden SBY tidak akan terganggu setelah pertemuan partai di Medan itu. ”Ah tidak. Masak presiden marah?” jawab Kalla ketika ditanya apakah itu akan menimbulkan reaksi dari SBY. Namun, sejumlah tokoh Partai Demokrat –kendaraan politik SBY– melihat pertemuan itu sebagai manuver Paloh untuk meningkatkan daya tawar Partai Golkar terhadap SBY. Apakah pertemuan Paloh dengan Kiemas itu memengaruhi posisi politik Golkar? ’’Tidak juga,’’ kata Kalla. Menurut dia, pertemuan kader kedua partai tidak bertentangan dengan posisi Golkar sebagai partai pemerintah dan peran PDIP sebagai partai oposisi. ”Oposisi atau pemerintah itu satu pikiran dalam konteks kebangsaan. Kemakmuran itu kan tanggung jawab (partai) oposisi dan (partai) pemerintah. Hanya beda cara,” terang wakil presiden tersebut.Kalla merasa hubungannya dengan SBY tidak terganggu karena pertemuan Medan itu bukan koalisi politik. Dia menolak disebut partainya tengah menjajaki koalisi permanen dengan PDIP. Dia menilai pertemuan kader Golkar dengan PDIP di Sumatera Utara itu terkait dengan kepentingan kebangsaan, bukan kepentingan politik.”Dalam politik, tidak ada (koalisi) permanen. Parpol tidak bisa koalisi (sebelum pemilu) karena semua ingin menang di pemilu legislatif. Urusan 2009 ya nanti pada 2009 saja,” ujar Kalla setelah acara peringatan Hari Lanjut Usia Nasional di Istana Wakil Presiden kemarin.Meski bersaing secara politis, ujar Kalla, Golkar dan PDIP bersahabat dalam masalah kebangsaan. Partai bisa saja bersaing di satu program, tapi tidak bisa bersaing di seluruh program. ”Supaya jangan ada (asumsi) politik itu harus berhadap-hadapan. Supaya nyaman lah,” katanya. Menurut Kalla, persahabatan Golkar dengan PDIP tidak hanya dalam pertemuan kader kedua partai di Sumatera Utara, tapi juga berkoalisi dengan sejumlah parpol pemenang pemilu di Pilkada DKI Jakarta. ”Golkar, PDIP, Demokrat, PAN, dan PKB kan bersatu mendukung satu calon dalam Pilkada DKI Jakarta. Itu salah satu bentuk kerja sama dalam konteks kebangsaan,” terangnya. Walaupun Kalla ”merestui” pertemuan Paloh-Kiemas itu, tidak seluruh petinggi Golkar menganggap itu sebagai suara institusi. Agung Laksono, wakil ketua umum Partai Golkar, misalnya, menilai pertemuan tersebut manuver sebagian kader. ”Bukan berarti menjadi sikap resmi partai,” ujar Agung.Orang nomor dua di Golkar itu menegaskan, pertemuan Paloh tidak membawa nama lembaga. Dia menyatakan tidak ada keputusan DPP untuk mengadakan pertemuan tersebut.Pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh bahwa tidak tertutup kemungkinan pertemuan tersebut menjadi perintis koalisi di 2009 ditanggapi dingin oleh Agung. Menurut dia, aliansi Paloh-Kiemas tidak mengikat karena tidak melalui mekanisme bottom up di internal partai.Ditanya soal kelanjutan pertemuan Medan, ketua DPR itu mengatakan, pihaknya harus mendapat penjelasan dulu soal tujuan pembentukan aliansi tersebut. ’’Kalau mengarah ke koalisi secara utuh, ya harus melalui forum yang berwenang dan mempunyai kekuatan hukum,” lanjutnya.Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung menyayangkan manuver politik yang dipertontonkan petinggi Partai Golkar dengan pimpinan PDIP. Akbar menilai, pertemuan petinggi PDIP dengan Partai Golkar itu adalah manuver individu yang tidak menguntungkan partai. ”Manuver politik di kalangan individu seperti itu hendaknya dihilangkan saja,” katanya saat dihubungi Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) kemarin. Sebab, lanjut dia, gerakan politik yang mengutamakan kepentingan individu justru akan membuat lemahnya soliditas Partai Golkar. Mantan ketua DPR itu menyarankan, urusan politik praktis hendaknya dipasrahkan kepada fraksi di DPR sebagai kepanjangan tangan partai.Dewan pengurus pusat (DPP) partai, lanjut Akbar, hendaknya lebih memfokuskan diri pada konsolidasi seluruh kekuatan internal Partai Golkar untuk menyongsong konstelasi Pemilu 2009. Apalagi, lanjut dia, pemerintah juga telah diberi kesempatan untuk mengonsolidasikan kabinet barunya lewat reshuffle beberapa waktu lalu. ’’Semestinya, elite Partai Golkar fokus pada agenda politik 2009. Manuver politik seperti ini dari sisi kepentingan Partai Golkar tak ada urgensinya,” katanya. Selain itu, Akbar menilai langkah tersebut akan semakin membingungkan konstituen. Sebab, publik telanjur mempersepsikan Partai Golkar sebagai pendukung pemerintah. Sebaliknya, PDIP sejak awal dianggap sebagai kekuatan oposisi. Ternyata, tiba-tiba muncul manuver dari penasihat partai sedemikian rupa. ’’Ketum DPP harus jelaskan ini supaya kader di bawah tidak bingung,” ujarnya. Jika fungsi konsolidasi ditinggalkan DPP, lanjut dia, Partai Golkar bisa tertinggal dalam Pemilu 2009. Terlebih lagi hasil polling belakangan menunjukkan tren Partai Golkar menurun. ’’Kalau tren penurunan itu tidak segera diatasi dengan konsolidasi, bisa jadi Golkar kalah di 2009,” katanya. Jika sampai Partai Golkar kalah, lanjut Akbar, pengurus DPP Partai Golkar sekarang harus bertanggung jawab pada Munas Partai Golkar mendatang. Ketua OKK DPP PG Yuddy Chrisnandi, yang dikenal dekat dengan Agung, berjanji meminta penjelasan kepada Ketua Umum PG Jusuf Kalla terkait dengan forum Medan. ’’Saya kaget ada pertemuan sebesar itu. Sebelumnya tidak pernah ada forum untuk menjelaskan rencana itu,’’ katanya.Karena tidak melalui mekanisme AD/ART dan budaya formal di internal PG, Yuddy menyatakan pertemuan di Medan ilegal. ”Karena itu, kalau benar ada pelanggaran AD/ART, harus ada sanksi kepada siapa saja yang hadir dalam pertemuan tersebut,” tegasnya.Secara pribadi, Yuddy setuju dengan wacana pembentukan koalisi dua partai besar tersebut. Masalahnya adalah pengambilan keputusan yang tidak melalui mekanisme AD/ART harus ditindaklanjuti dengan memanggil pihak-pihak yang terlibat. ”Kalau perlu, ya diberikan teguran lisan,’’ ucap anggota komisi I tersebut.Di internal PDIP, juga timbul gejolak. Ditemui terpisah, mantan Sekretaris Fraksi PDIP Jacobus Mayong Padang juga mengaku kaget dengan pertemuan Medan tersebut. ”Dari DPP juga hanya sebagian yang tahu,” terangnya.Tidak adanya komunikasi antara pengurus DPP juga berakibat pada sikap beberapa anggota fraksi. ’’Saya bingung. Apakah dengan dibentuknya koalisi, FPDIP dan FPG akan melakukan aliansi juga dalam pengambilan keputusan di parlemen?” tambahnya. (noe/cak/aku)

Pimpinan Desa PG Dilantik Golkar Bantu Anak Yatim Piatu dan Tunda

LELEA - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Indramayu memberikan santunan kepada puluhan anak yatim piatu di sejumlah desa di Kecamatan Lelea, saat acara temu kader sekaligus pelantikan pengurus Pimpinan Desa (PD), Kamis (20/6). Selain itu, Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar juga memberikan bantuan tunjangan daerah (tunda) selama dua tahun kepada para guru madrasah di desa setempat. Ketua DPD Partai Golkar H Irianto MS Syafiuddin (Yance) langsung melantik jajaran pengurus. Ribuan massa terutama kaula muda tampak antusias menyambut kedatanagn Yance. Acara berlangsung di lapangan Desa Nunuk dan dihadiri ribuan undangan berseragam kuning. Anggota dan simpatisan Golkar berjejer di sepanjang jalan menyambut kedatangan Yance yang didampingi Ketua KPPG Hj Anna Sophana.Ikut hadir dalam acara tersebut Ketua Harian PG H Sudjaya, Wakil Ketua H Hasyim Djunaedi MBA, Sekretaris Drs H Daddy Tarsatiadi, dan Ketua AMPG H Dedy Racmatullah Jalur di sepanjang Jalan Raya Lelea macet total saking banyaknya massa yang hadir.Ketua PK Partai Golkar Lelea H Urip bertekad untuk mendukung semua program, baik yang sudah dilakukan maupun yang belum dilaksanakan Yance. Dikatakan Urip, sosok mantan ketua PP ini adalah kader terbaik Partai Golkar yang mampu membawa nama harum Indramayu. Untuk itulah masyarakat di Kecamatan Lelea dan sekitarnya tidak meragukan kepemimpinan Yance. Sementara itu Yance dalam pidato politiknya mengajak kepada masyarakat di Kecamatan Lelea untuk tetap menjaga kondusifitas daerahnya masing-masing. Yance juga mengingatkan kepada anggota dan simpatisan partai pimpinan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu agar jangan sampai salah memilih dalam pemilu mendatang. ”Kami sekedar mengingatkan untuk tidak salah pilih, sehingga program yang sekarang sudah berjalan dapat dilanjutkan,” pinta Yance. (dun)

Serap 2.000 Tenaga Lokal Oktober 2009 PLTU Beroperasi

INDRAMAYU - Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Indramayu bersama PT PLN (Persero) mengadakan sosialisasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara yang berlokasi di Desa Sumuradem Kecamatan Sukra, Kamis (21/6), di Aula Hotel Prima.Selain Kepala Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Drs H Trisula Baedi beserta jajarannya, hadir pula Ir Mudayat NS dari PT PLN, para kepala SKPD terkait, anggota DPRD, perwakilan dari pihak kejaksaan serta dari kepolisian.Dalam paparannya, Ir Mudayat menjelaskan, pembangunan PLTU terdiri dari tiga unit. Untuk unit I diharapkan dalam jangka waktu 30 bulan dari sekarang atau sekitar Oktober 2009 sudah mulai beroperasi. “Setelah secara resmi pembangunan PLTU diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cidahu Kabupaten Subang, maka pelaksanaan pembangunan langsung kita mulai dan kontrak sudah berjalan,” terangnya.Mudayat menambahkan, PT PLN sudah sembilan tahun tidak melakukan pembangunan pembangkit tenaga listrik baru. Padahal di sisi lain kebutuhan akan listrik terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2009 diperkirakan akan terjadi krisis listrik, sehingga wilayah Jawa-Bali terpaksa harus dilakukan pemadaman bergilir.Dijelaskannya, dibangunnya PLTU Sumuradem dengan kapasitas 990 MW (mega watt) diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan menanggulangi kekurangan kebutuhan listrik pada tahun 2009. Selain itu merupakan pelaksanaan program diversifikasi energi nasional dengan mengurangi penggunaan BBM.“Pembangunan PLTU ini juga menunjang program 75-100. Yaitu pada HUT RI ke-75, seluruh pendududk Indonesia sudah terlistriki,” tandas Mudayat.Pembangunan PLTU dengan nilai Rp8,7 triliun ini juga akan menyerap tenaga kerja lokal hingga 2.000 orang, serta akan melibatkan tenaga asing paling banyak 200 orang yang merupakan tenaga ahli.Selain bangunan PLTU, juga akan dibangun sarana dan prasarana pendukung lain di sekitarnya. Mulai dari jalan masuk yang lebarnya 10 meter dengan lampu dan trotoar di sisi kanan dan kiri, hingga pembangunan taman di sekitar PLTU.Sementara Kepala Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Drs H Trisula Baedi mengatakan, pembangunan PLTU Sumuradem akan banyak mendatangkan manfaat bagi masyarakat Indramayu, yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan dan perekonomian daerah. Salah satunya adalah membuka lapangan kerja baru yang cukup besar selama masa konstruksi.“Kehadiran PLTU di Indramayu juga diharapkan akan menumbuhkan industri-industri baru, yang tentunya akan menyerap tenaga kerja baru,” kata Trisula.Sejumlah anggota DPRD Indramayu yang hadir dalam acara tersebut mengkritisi masalah kontraktor dan sub kontraktor yang terlibat dalam pembangunan PLTU maupun sarana pendukung lainnya. Diharapkan dalam proyek tersebut sub kontraktor dari Indramayu bisa dilibatkan atau paling tidak diajak bicara.“Proyek PLTU ini memang akan memberikan manfaat secara nasional. Meskipun demikian bukan berarti para kontraktor atau sub kontraktor lokal tidak bisa memperoleh manfaat dari proyek besar ini,” ungkap Mahpudin SH, Ketua Komisi D DPRD Indramayu. (oet)

Astronot Tersandung Skandal Cinta Jalani Tes Mental



Lisa Antasari - Okezone
HOUSTON - Astronot Amerika Lisa Nowak kembali ke Houston, Rabu (7/2/2007), untuk menjalani serangkaian pemeriksaan mental di Jonhson Space Center. Perempuan berpangkat Kapten AL AS ini ditangkap karena mencoba membunuh rekan kerja sekaligus saingannya dalam memperebutkan cinta seseorang yang juga astronot, Bill Oefelein.
Nowak menutupi dirinya dengan menggunakan jaket ketika tiba di Bandara Houston. Dia ke Houston menggunakan pesawat Continental Airlines dari Orlando. Setibanya di Bandara, Nowak langsung masuk ke dalam mobil polisi menuju pusat ruang angkasa NASA, tempat dia bekerja, untuk melakukan pemeriksaan medis dan psikologi.
Setibanya di bandara, perempuan yang pernah melanglang buana meninggalkan bumi itu menarik perhatian penumpang pesawat dan wartawan. Mereka berdiri di dekat jendela untuk melihat wanita yang kini sedang menjadi sorotan publik tersebut.
“Nowak didakwa di Orlando pada Senin 5 Februari kemarin, karena penyerangan yang dilakukannya terhadap kapten Colleen Shipman,�? jelas juru bicara pusat ruang angkasa, seperti dilansir Reuters, Kamis (7/2/2007).
Nowak didakwa melakukan percobaan pembunuhan dengan menyemprotkan cairan lada dan percobaan penculikan terhadap Shipman yang juga rekan kerja, sekaligus saingan dalam memperebutkan cinta Bill Oefelein.
Ibu berusia 43 tahun dengan 3 anak ini melakukan penerbangan pertamanya ke ruang angkasa pada Juli 2006 dalam misi Discovery. Keluarganya mengatakan, Nowak dan suaminya yang juga sama-sama bekerja di pusat ruang angkasa NASA baru saja berpisah belum lama ini.(ang)

NASA Siap Luncurkan Atlantis 8 Juni




CALIFORNIA – Tahun ini merupakan tahun yang sangat aneh bagi Badan Luar Angkasa Amerika (NASA). Banyak insiden yang terjadi. Mulai dari cinta segitiga sampai penangkapan tersangka pembunuhan. Namun Atlantis tetap akan meluncur bulan Juni nanti.Dijadwalkan pada tanggal 8 Juni, Atlantis akan mulai meluncur ke luar angkasa. Kesuksesan ini diharapkan akan mengubah cerita-cerita buruk tentang NASA yang bergulir pada beberapa bulan belakangan ini.Mulai dari masalah gangguan teknis, insiden cinta segitiga Lisa Nowak dan pacarnya sesama astronot yang berujung pada penangkapan, pencarian anggota astronot baru, bahkan pelatihan anggota baru yang cukup memakan waktu lama. Peluncuran ini akan melibatkan tujuh orang astronot yang akan memenuhi Atlantis. Membutuhkan waktu dua bulan untuk memperbaiki kerusakan teknis pada Atlantis dan para astronot mengaku sudah siap dengan keberangkatan ini."Kami telah memfokuskan diri pada pelatihan di NASA dan kini kami merasa sangat siap untuk berangkat," kata Rick Sturckow mewakili kru-nya seperti dilansir Associated Press (AP), Senin (4/6/2007).Padahal astronot ketujuh yang dipilih, Clayton Anderson, baru saja memasuki masa pelatihan selama 6 minggu ini. Namun pihak NASA mengaku tidak kesulitan untuk melatihnya dalam waktu secepat itu dan berharap peluncuran akan tetap sesuai dengan jadwal. (mbs)

Rumah Dulmin Dikepung



INDRAMAYU – Ratusan nelayan Desa Dadap,Kec Juntinyuat, Kab Indramayu mengepung rumah juragan kapal Jaya Baru Dulmin,50,kemarin.
Ratusan nelayan tersebut datang ke rumah Dulmin untuk menuntut kompensasi bagi keluarga korban 11 nelayan yang hilang,beberapa waktu lalu. Beserta anggota keluarga nelayan yang hilang,massa mengepung rumah Dulmin di Desa Dadap, sekitar pukul 09.30 WIB. Namun, saat berada di lokasi massa tidak berhasil bertemu dengan Dulmin.
Emosi warga semakin memuncak ketika teriakan mereka tidak mendapat respons dari keluarga Dulmin. Puluhan petugas Polsek Juntinyuat dan Satpol PP yang berusaha menenangkan, tapi tidak berhasil meredam emosi warga. Akibat emosi yang tidak terkendali, massa melakukan aksi anarkis dengan merobohkan pagar dan pintu rumah milik Dulmin. Bahkan, rumah Dulmin nyaris dibakar massa. Beruntung, petugas kepolisian dapat meredam aksi yang lebih brutal itu.
”Kesabaran nelayan sudah habis, pemilik kapal tidak punya itikad baik untuk membayar ganti rugi kepada keluarga nelayan,” kata Oji, 30, seorang nelayan asal Desa Dadap. Melihat massa semakin anarkis, Kapolsek Juntinyuat AKP Susamto dan Kasie Trantib Kec Juntinyuat Kasudi bernegosiasi dengan sejumlah perwakilan massa agar ditempuh jalan dialog dengan pemilik kapal. Setelah dilakukan negosiasi, tujuh perwakilan dari keluarga nelayan bertemu dengan pemilik kapal.
Namun, Dulmin enggan bertemu dengan perwakilan nelayan, dia mewakilkan kepada putranya, Ikrom, 38, untuk bernegosiasi dengan keluarga korban. Meskipun negosiasi berlangsung, tetapi suasana dialog berjalan panas. Pemilik kapal bersikukuh memberikan dana kompensasi sebesar Rp2 juta per keluarga korban. Negosiasi meruncing setelah hampir berlangsung dua jam. Angka kompensasi untuk keluarga korban disepakati sebesar Rp10 juta, dan akan diberikan dua hari kemudian. (tomi indra)

Pariwisata Angkasa Luar 2012


SEGELINTIR orang kaya di Bumi tidak lama lagi akan mampu melihat lebih dekat bintang-gemintang yang bertebaran di antariksa. Sebuah perusahaan penerbangan angkasa luar Eropa berencana mulai menawarkan jasa pariwisata angkasa luar pada 2015.
Proyek ambisius tersebut digagas European Aeronautic Defence and Space Company (EADS). Program pariwisata EADS tersebut memang bukan yang pertama. Rusia lebih dulu menawarkan pariwisata angkasa luar dengan roket Soyuz. Namun, program pariwisata angkasa luar yang ditawarkan EADS menjanjikan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dengan biaya jauh lebih murah daripada jasa yang disajikan Rusia. Pasalnya, EADS tidak menggunakan roket, tetapi sebuah pesawat khusus. Pesawat pariwisata angkasa luar tersebut akan dibangun EADS pada tahun depan.
Dengan menumpang pesawat tersebut, wisatawan angkasa luar dapat menikmati penerbangan selama 90 menit, termasuk penerbangan bebas gravitasi selama tiga menit. Penerbangan bebas gravitasi tersebut dapat dinikmati pada ketinggian lebih dari 100 km dari atas permukaan laut Bumi. Pada saat itulah, wisatawan dapat menikmati kemewahan hidup tanpa bobot. ”Biayanya berkisar 150.000- 200.000 euro (Rp1,8–2,4 miliar). Penerbangan dengan EADS jauh lebih murah karena untuk terbang dengan kapsul roket Soyuz Rusia yang sempit, wisatawan dikenai biaya USD25 juta (Rp227,5 miliar),” tandas Presiden EADS Astrium Francois Auque.
Auque yakin, bisnis pariwisata angkasa luar tersebut akan menguntungkan. EADS saat ini sedang mencari mitra industri untuk berbagi risiko, investasi sekitar 1 miliar euro (Rp12 triliun), dan biaya operasi perjalanan. ”Kami tidak akan bisa beroperasi tanpa dukungan mitra industri,” tandas Auque. EADS saat ini sudah selesai membangun cetak biru kabin pesawat pariwisata angkasa luar tersebut. EADS berharap mampu menerbangkan sekitar 15.000 wisatawan angkasa luar hingga 2020.
Direktur Teknis EADS Astrium Robert Laine mengungkapkan, EADS tidak akan menggunakan roket sederhana yang bersifat sekali pakai atau pesawat kecil yang dilontarkan ke angkasa luar oleh pesawat besar karena sistem penerbangan seperti itu memiliki tingkat keselamatan lebih rendah. ”Ide tersebut pernah dilontarkan bos Virgin Galactic Richard Branson. Namun, kami menilai sistem penerbangan seperti itu tidak terlalu aman,” jelas Laine. Pesawat Virgin Galactic yang dibangun Branson diperkirakan mampu menerbangkan wisatawan ke angkasa luar pada 2009 dengan tiket berharga USD200.000 (Rp1,8 miliar).
Virgin akan menjadi pesaing terdekat dari EADS. Harga tiket wisata angkasa luar yang ditawarkan kedua perusahaan tidak terlalu jauh berbeda. Namun, Virgin diperkirakan akan mampu lebih dulu beroperasi daripada EADS. EADS mengaku tidak cemas karena kalah start daripada Virgin karena EADS yakin mampu menyajikan solusi berkualitas lebih baik dengan pesawat Astrium yang dapat terbang dan mendarat di jalur pacu mana pun. EADS mengklaim dirinya sebagai perusahaan pertama yang menawarkan penerbangan angkasa luar yang menuntut waktu persiapan kurang dari satu pekan untuk ”orang biasa.” Pesawat Astrium yang dibangun EADS memiliki penampilan tidak jauh berbeda dengan jet-jet pribadi. Namun, Astrium menggunakan mesin hibrida campuran jet dan roket.

Tanpa Menteri dan Panglima, Roket LAPAN Akhirnya Diluncurkan


GARUT - Setelah sempat mengalami penundaan dua kali, akibat cuaca buruk, akhirnya roket buatan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) jadi diluncurkan.

Peluncuran roket pertama dari empat roket dilakukan tepat pukul 13.05 WIB, Selasa (19/6/2007). Peluncuran ini hanya dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Slamet Subiyanto. Sementara Menristek Kusmayanto Kadiman dan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto urung hadir karena cuaca yang sempat memburuk.
Peluncuran ini dilakukan di Stasiun Peluncuran Roket (Staspro), Pantai Cilauteureun, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. Sejumlah petugas LAPAN sebelumnya sudah sibuk mempersiapkan launching pad.
Sedianya, roket ini akan diluncurkan pukul 07.00 WIB. Namun akibat cuaca, rencana peluncuran diundur hingga pukul 10.00 WIB, namun kembali batal. Hingga akhirnya berhasil diluncurkan setelah melihat cuaca semakin membaik pukul 13.05 WIB.
Adapun peluncuran setiap roketnya dilakukan dalam jeda waktu 15 menit. Rmpat jenis roket varian baru yang diluncurkan adalah Rx-70 ffar, Rx-100 Local Content, Rx-150 dan Rx-250.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana uji coba peluncuran roket oleh LAPAN itu membuat sekira 20 ribu jiwa penduduk di tiga desa di Kec Cikelet dan Pameungpeuk, Garut, dicekam rasa takut akan bahaya roket milik LAPAN, karena peluncurannya kerap mengalami kegagalan.
Bahkan dalam uji coba beberapa tahun lalu nyaris memorak-porandakan rumah penduduk, akibat salah sasaran. "Harusnya mendarat di perairan Samudera Hindia, eh malah jatuh di daerah perkampungan," ungkap seorang warga yang bermukim di sekitar Staspro Ridwan,43.
Namun beruntung tidak terjadi masalah hingga peluncuran pertama ini. Wuussshhhh.....!! (rommy roosyana/sindo/jri)

Dicari, Partner Hosting Second Life di Asia





SINGAPURA – Dunia virtual popular, Second Life, dalam waktu dekat akan merambah Asia. Malah perusahaan tersebut sekarang menyatakan terang-terangan sedang mencari situs hosting tambahan untuk Asia dan Eropa.
Pernyataan ini diungkapkan Cory Ondrejka, Linden Lab CTO dalam konferensi iX di Singapura. Ia pun menambahkan bahwa kenaikan rata-rata pengguna Second Life disinyalir sekitar 20 sampai 40 persen per bulan. Angka ini selaras dengan pertumbuhan pasar internasional, khususnya Asia.
“Pengakses Second Life paling banyak berasal dari luar Amerika, karena itu kami akan menyediakan server hosting kami di sana.” Tambahnya, seperti dilansir YahooNews, Jumat (22/6/2007).
Situs virtual ini mencatat telah ‘menarik’ sekitar 7.2 juta penduduk wilayah di seluruh dunia. Dari angka tersebut sekitar 28 persen di antaranya berasal dari Amerika, selebihnya berasal dari luar.
Second Life merupakan situs komunitas virtual terbesar di internet. Di sini pengunjung dapat bergabung menciptakan kediaman milik sendiri sesuai dengan keinginan. Situs ini dapat mewujudkan khayalan terpendam anda tentang sebuah lingkungan dan komunitas yang anda inginkan. (sar)