Friday, June 22, 2007

Pariwisata Angkasa Luar 2012


SEGELINTIR orang kaya di Bumi tidak lama lagi akan mampu melihat lebih dekat bintang-gemintang yang bertebaran di antariksa. Sebuah perusahaan penerbangan angkasa luar Eropa berencana mulai menawarkan jasa pariwisata angkasa luar pada 2015.
Proyek ambisius tersebut digagas European Aeronautic Defence and Space Company (EADS). Program pariwisata EADS tersebut memang bukan yang pertama. Rusia lebih dulu menawarkan pariwisata angkasa luar dengan roket Soyuz. Namun, program pariwisata angkasa luar yang ditawarkan EADS menjanjikan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dengan biaya jauh lebih murah daripada jasa yang disajikan Rusia. Pasalnya, EADS tidak menggunakan roket, tetapi sebuah pesawat khusus. Pesawat pariwisata angkasa luar tersebut akan dibangun EADS pada tahun depan.
Dengan menumpang pesawat tersebut, wisatawan angkasa luar dapat menikmati penerbangan selama 90 menit, termasuk penerbangan bebas gravitasi selama tiga menit. Penerbangan bebas gravitasi tersebut dapat dinikmati pada ketinggian lebih dari 100 km dari atas permukaan laut Bumi. Pada saat itulah, wisatawan dapat menikmati kemewahan hidup tanpa bobot. ”Biayanya berkisar 150.000- 200.000 euro (Rp1,8–2,4 miliar). Penerbangan dengan EADS jauh lebih murah karena untuk terbang dengan kapsul roket Soyuz Rusia yang sempit, wisatawan dikenai biaya USD25 juta (Rp227,5 miliar),” tandas Presiden EADS Astrium Francois Auque.
Auque yakin, bisnis pariwisata angkasa luar tersebut akan menguntungkan. EADS saat ini sedang mencari mitra industri untuk berbagi risiko, investasi sekitar 1 miliar euro (Rp12 triliun), dan biaya operasi perjalanan. ”Kami tidak akan bisa beroperasi tanpa dukungan mitra industri,” tandas Auque. EADS saat ini sudah selesai membangun cetak biru kabin pesawat pariwisata angkasa luar tersebut. EADS berharap mampu menerbangkan sekitar 15.000 wisatawan angkasa luar hingga 2020.
Direktur Teknis EADS Astrium Robert Laine mengungkapkan, EADS tidak akan menggunakan roket sederhana yang bersifat sekali pakai atau pesawat kecil yang dilontarkan ke angkasa luar oleh pesawat besar karena sistem penerbangan seperti itu memiliki tingkat keselamatan lebih rendah. ”Ide tersebut pernah dilontarkan bos Virgin Galactic Richard Branson. Namun, kami menilai sistem penerbangan seperti itu tidak terlalu aman,” jelas Laine. Pesawat Virgin Galactic yang dibangun Branson diperkirakan mampu menerbangkan wisatawan ke angkasa luar pada 2009 dengan tiket berharga USD200.000 (Rp1,8 miliar).
Virgin akan menjadi pesaing terdekat dari EADS. Harga tiket wisata angkasa luar yang ditawarkan kedua perusahaan tidak terlalu jauh berbeda. Namun, Virgin diperkirakan akan mampu lebih dulu beroperasi daripada EADS. EADS mengaku tidak cemas karena kalah start daripada Virgin karena EADS yakin mampu menyajikan solusi berkualitas lebih baik dengan pesawat Astrium yang dapat terbang dan mendarat di jalur pacu mana pun. EADS mengklaim dirinya sebagai perusahaan pertama yang menawarkan penerbangan angkasa luar yang menuntut waktu persiapan kurang dari satu pekan untuk ”orang biasa.” Pesawat Astrium yang dibangun EADS memiliki penampilan tidak jauh berbeda dengan jet-jet pribadi. Namun, Astrium menggunakan mesin hibrida campuran jet dan roket.

No comments: