TEMPO hari lalu, saya mengunjungi seorang dokter THT di Bandung untuk memeriksakan telinga kanan yang dikeluhkan oleh saya, sedangkan telinga kiri saya bersih. Dokter menyatakan telinga saya kotor dan saya mengeluhkan ini karena telinga kanan saya budek sebelah. Awal penyebabnya bila telinga terasa gatal saya selalu memakai cotton buds atau alat pembersih telinga dari kapas yang sering dijumpai bebas di pasaran dengan harga relatif murah. Saya lakukan itu karena saya pikir itu aman.
Dokter mengambil tindakan itu dengan cara memasukkan cairan gliserin ke dalam telinga saya agar kotoran yang memadat itu terasa encer sehingga bisa dikeluarkan. Dokter itu juga kemudian menyemprotkan air hangat ke dalam telinga untuk mendesak kotoran telinga itu keluar dan akhirnya kotoran itu keluar dengan sendirinya. Saya sempat melihat bagaimana kotoran itu keluar.
Tidak hanya itu, dokter menjelaskan sebaiknya penggunaan alat pembersih telinga dihentikan karena alat tersebut bukan untuk membersihkan, sebaliknya mendorong kotoran masuk ke dalam telinga menuju gendang telinga. Dan kalau itu berlarut-larut, tidak cepat ditangani, maka akan cacat permanen alias tunarungu sebelah.
Perlu diketahui bahwa saya telah mengeluarkan uang satu juta rupiah hanya untuk pengobatan telinga kanan saya. Oleh karena itu, saya perlu memberitahukan kepada pembaca Pikiran Rakyat kalau penggunaan cotton buds yang dijual bebas di pasaran sangat tidak dianjurkan oleh dokter THT. Bayangkan, untuk membeli cotton buds yang tidak seberapa harganya oleh konsumen, nanti "efek samping"-nya akan terjadi di kemudian hari, kita akan mengeluarkan uang yang saya sebutkan itu, apalagi kalau dua telinga.
1 comment:
Your website is really inspiring for me to achieve success, keep the spirit.
Otopain Obat Tetes Untuk Telinga
Post a Comment