Wednesday, August 8, 2007

Cyber protes Estonia belum berakhir...

Ditulis Oleh Roberto Preatoni (SyS64738)

protestDan konsekuensinya bisa berdengung jauh di luar perbatasan nasional: hari Selasa, salah satu bank terbesar Estonia, Seb Eesti Uhispank, terpaksa harus menghentikan aktivitas perbankan online-nya karena suatu serangan digital. Menurut pejabat yang berwenang, “cyber-attack besar-besaran” seperti itu telah diluncurkan siang hari dan hal itu menutup akses ke website bank.

Seperti dikonfirmasi oleh kepala bidang komunikasi bank, Silver Vohu, "Akses baru kembali normal pada jam 2:00 pm (11 GMT), itupun hanya untuk para pengguna di dala) Estonia. Akses dari komputer di luar Estonia akan tetap dibatasi demi pertimbangan keamanan," ia berkata.

Sidney Morning Herald melaporkan bahwa Vohu berkata serangan atas layanan Internet Banking SEB telah berusaha untuk memberi beban berlebih dengan berbagai request sehingga akses normal akan gagal." Ia kemudian mengatakan bahwa segera setelah mereka mengetahui masalahnya, ahli keamanan bank dengan segera bekerja dalam rangka mengembalikan pelayanan dan menjaga data pelanggan agar tetap aman.

Seb Eesti Uhispank bank tidak terlibat di dalam rangkaian serangan yang diluncurkan pada akhir April sebagai protes melawan institusi Estonia yang memutuskan untuk memindahkan Monumen peringatan Red Army. Kendati demikian, baik pejabat bank dan polisi lokal percaya bahwa ini merupakan suatu ungkapan protes lebih lanjut.

Seperti diungkapkan oleh Hillar Aarelaid, kepala Computer Emergency Response Team (CERT), serangan besar-besaran terhadap bank Seb Eesti Uhispank bank tidak diharapkan untuk terjadi, tetapi segera setelah mereka menyadari apa yang terjadi, mereka dengan seketika mengaitkannya dengan “protes Tallinn”.

Aarelaid juga menggaris bawahi bahwa gelombang serangan ini datang dari seluruh dunia, tidak hanya dari Estonia dan Rusia, di dalam konfirmasi kepada fakta bahwa komunitas Internet jauh lebih luas dan kuat dibanding perkiraan siapapun.

Gelombang serangan cyber yang diiringi protes mengakibatkan kerusakan serius di Estonia, yang otoritasnya harus lebih dulu menghimbau Perserikatan UNI Eropa dan NATO untuk mulai bertindak melawan peperangan digital seperti itu, EU Business melaporkan pagi ini.

"Mempertimbangkan apa yang telah berlangsung dalam cyber-space Estonia, baik EU dan NATO jelas harus mengambil pendekatan yang lebih kuat dan bekerja sama erat untuk mengembangkan cara praktis dalam memberantas cyber-attack," Menteri Pertahanan Estonia Jaak Aaviksoo bercerita kepada AFP Selasa.

Menurut dia, "mempertimbangkan skala kerusakan dan jalan cyber-attack ini telah diorganisir, kita dapat membandingkan mereka dengan kegiatan teroris."

Institusi Estonia percaya bahwa EU dan NATO harus menyediakan suatu undang-undang sah untuk melawan cyber-attack, dan mereka berpikir bahwa kriteria umum untuk mengejar tingkatan kriminal yang berbeda sangat diperlukan.

Kementrian pertahanan NATO akan mendiskusikan pertahanan cyber pada pertemuan di Brussels Juni yang akan datang.


No comments: