TIDAK ingin kalah dari ESA dan Rusia yang menyiapkan simulasi penerbangan berawak ke Mars, NASA siap mengorbankan Opportunity untuk menjelajahi Kawah Victoria.
Badan antariksa AS NASA berencana mengirim robot penjelajah tak berawak Mars Rover Opportunity ke dalam Kawah Victoria di Mars. Misi tersebut dinilai sebagai misi bunuh diri (kamikaze) karena Opportunity diperkirakan tidak akan bisa keluar dari kawah terjal tersebut. NASA menempuh risiko kamikaze karena yakin Opportunity akan menemukan banyak hal baru di dasar Kawah Victoria.
Misi tersebut dinilai akan membuka banyak pemahaman baru mengenai struktur planet tetangga Bumi. “Opportunity akan memasuki kawah pada 7 Juli atau 9 Juli. Kami mengetahui, risiko yang ditempuh sepadan dengan manfaat yang akan diperoleh,” tutur Rover Project Manager Jet Propulsion Laboratory NASA John Callas. Terletak di garis khatulistiwa Mars, Kawah Victoria memiliki lebar sekitar satu kilometer.
Kawah tersebut diperkirakan terbentuk akibat hantaman karang angkasa luar. Para ilmuwan NASA saat ini sudah mengarahkan Opportunity ke bibir Kawah Victoria. Callas menjelaskan, Opportunity akan memasuki Kawah Victoria melalui tebing landai Duck Bay. Tebing tersebut memiliki kemiringan sekitar 20 derajat. Opportunity diperkirakan mampu menjelajahi kemiringan hingga 32 derajat.
Callas yakin, Opportunity mampu memasuki Kawah Victoria hingga kedalaman sekitar 100 meter. NASA harus segera mengirim Opportunity ke dalam Kawah Victoria karena Opportunity mulai menua. Opportunity sudah beroperasi di Mars sejak 2004. Apabila misi penjelajahan kawah tersebut tidak segera dilakukan, maka NASA cemas akan tertinggal dalam perlombaan eksplorasi Mars yang berlangsung semakin sengit.
Badan antariksa Eropa ESA sedang mencari relawan untuk menjalani misi simulasi pengiriman manusia ke Mars. Simulasi berlangsung dua tahun dan relawan dikondisikan hidup seperti di wahana angkasa luar. ESA menjelaskan, para relawan akan hidup dalam kondisi terisolasi selama 520 hari dan hanya diberi makanan instan standar angkasa luar. Dalam waktu lebih dari 17 bulan tersebut, enam relawan dilatih untuk saling bekerja sama memecahkan tantangan teknis maupun sosial.
“Penerbangan manusia ke Mars masih merupakan mimpi dan salah satu tantangan terbesar bagi kita. Namun, suatu hari sebagian di antara kita akan benar-benar menempuh perjalanan ke Planet Merah (Mars),” papar ESA. Proyek simulasi penerbangan berawak ke Mars yang disiapkan ESA tersebut diberi nama Mars500.
Proyek tersebut dijalankan bekerja sama dengan Institut Masalah Biomedis (IBMP), Moskow. Simulasi akan dijalankan di Moskow dan melibatkan peserta dari Rusia. Dalam simulasi tersebut, relawan akan mempelajari “faktor manusia” perjalanan ke Mars. ESA menegaskan, pesawat berawak yang diluncurkan ke Mars tidak akan bisa dibelokkan untuk kembali ke Bumi.
Eksperimen tersebut akan menitikberatkan penelitian terhadap faktor-faktor psikologis, termasuk ketahanan stres, awak penerbangan Mars. Tujuannya adalah menguji bagaimana relawan bisa bertahan di ruang tertutup selama hampir dua tahun. Perlu diketahui, penerbangan angkasa luar menggunakan pesawat yang memiliki kabin sangat sempit. Kondisi tersebut membutuhkan persiapan mental khusus agar awak tetap “waras.”
Apalagi misi ke Mars diperkirakan memakan waktu sangat panjang. Mars juga merupakan tempat yang sangat jauh dari Bumi. Komunikasi paling cepat antara Mars dengan Bumi bisa memakan waktu hingga 20 menit untuk sampai ke tujuan. Di Mars juga belum diketahui tersedia bahan makanan, oksigen, dan air yang sangat vital guna memperpanjang hidup manusia. ESA memperkirakan, simulasi pertama akan berlangsung pada pertengahan 2008.
Namun, simulasi perdana tersebut akan berlangsung lebih singkat. Simulasi penuh dijadwalkan berlangsung pada akhir 2008 atau awal 2009. “Risiko terbesar memang bukan fisik, melainkan psikis. Dalam isolasi selama itu, Anda akan mulai melihat diri Anda sendiri dan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang siapa diri Anda,” tutur astronot Prancis Jean-Pierre Haignere yang menghabiskan 186 hari di wahana orbit Rusia Mir pada 1993.
Jarak Mars dengan Bumi berkisar satu setengah kali jarak Bumi dengan Matahari. Namun, jarak Mars dengan Bumi ternyata berubah-ubah pada kisaran paling dekat 65 juta kilometer dan paling jauh 380 juta kilometer. (ahmad fauzi/sindo/mbs)
Badan antariksa AS NASA berencana mengirim robot penjelajah tak berawak Mars Rover Opportunity ke dalam Kawah Victoria di Mars. Misi tersebut dinilai sebagai misi bunuh diri (kamikaze) karena Opportunity diperkirakan tidak akan bisa keluar dari kawah terjal tersebut. NASA menempuh risiko kamikaze karena yakin Opportunity akan menemukan banyak hal baru di dasar Kawah Victoria.
Misi tersebut dinilai akan membuka banyak pemahaman baru mengenai struktur planet tetangga Bumi. “Opportunity akan memasuki kawah pada 7 Juli atau 9 Juli. Kami mengetahui, risiko yang ditempuh sepadan dengan manfaat yang akan diperoleh,” tutur Rover Project Manager Jet Propulsion Laboratory NASA John Callas. Terletak di garis khatulistiwa Mars, Kawah Victoria memiliki lebar sekitar satu kilometer.
Kawah tersebut diperkirakan terbentuk akibat hantaman karang angkasa luar. Para ilmuwan NASA saat ini sudah mengarahkan Opportunity ke bibir Kawah Victoria. Callas menjelaskan, Opportunity akan memasuki Kawah Victoria melalui tebing landai Duck Bay. Tebing tersebut memiliki kemiringan sekitar 20 derajat. Opportunity diperkirakan mampu menjelajahi kemiringan hingga 32 derajat.
Callas yakin, Opportunity mampu memasuki Kawah Victoria hingga kedalaman sekitar 100 meter. NASA harus segera mengirim Opportunity ke dalam Kawah Victoria karena Opportunity mulai menua. Opportunity sudah beroperasi di Mars sejak 2004. Apabila misi penjelajahan kawah tersebut tidak segera dilakukan, maka NASA cemas akan tertinggal dalam perlombaan eksplorasi Mars yang berlangsung semakin sengit.
Badan antariksa Eropa ESA sedang mencari relawan untuk menjalani misi simulasi pengiriman manusia ke Mars. Simulasi berlangsung dua tahun dan relawan dikondisikan hidup seperti di wahana angkasa luar. ESA menjelaskan, para relawan akan hidup dalam kondisi terisolasi selama 520 hari dan hanya diberi makanan instan standar angkasa luar. Dalam waktu lebih dari 17 bulan tersebut, enam relawan dilatih untuk saling bekerja sama memecahkan tantangan teknis maupun sosial.
“Penerbangan manusia ke Mars masih merupakan mimpi dan salah satu tantangan terbesar bagi kita. Namun, suatu hari sebagian di antara kita akan benar-benar menempuh perjalanan ke Planet Merah (Mars),” papar ESA. Proyek simulasi penerbangan berawak ke Mars yang disiapkan ESA tersebut diberi nama Mars500.
Proyek tersebut dijalankan bekerja sama dengan Institut Masalah Biomedis (IBMP), Moskow. Simulasi akan dijalankan di Moskow dan melibatkan peserta dari Rusia. Dalam simulasi tersebut, relawan akan mempelajari “faktor manusia” perjalanan ke Mars. ESA menegaskan, pesawat berawak yang diluncurkan ke Mars tidak akan bisa dibelokkan untuk kembali ke Bumi.
Eksperimen tersebut akan menitikberatkan penelitian terhadap faktor-faktor psikologis, termasuk ketahanan stres, awak penerbangan Mars. Tujuannya adalah menguji bagaimana relawan bisa bertahan di ruang tertutup selama hampir dua tahun. Perlu diketahui, penerbangan angkasa luar menggunakan pesawat yang memiliki kabin sangat sempit. Kondisi tersebut membutuhkan persiapan mental khusus agar awak tetap “waras.”
Apalagi misi ke Mars diperkirakan memakan waktu sangat panjang. Mars juga merupakan tempat yang sangat jauh dari Bumi. Komunikasi paling cepat antara Mars dengan Bumi bisa memakan waktu hingga 20 menit untuk sampai ke tujuan. Di Mars juga belum diketahui tersedia bahan makanan, oksigen, dan air yang sangat vital guna memperpanjang hidup manusia. ESA memperkirakan, simulasi pertama akan berlangsung pada pertengahan 2008.
Namun, simulasi perdana tersebut akan berlangsung lebih singkat. Simulasi penuh dijadwalkan berlangsung pada akhir 2008 atau awal 2009. “Risiko terbesar memang bukan fisik, melainkan psikis. Dalam isolasi selama itu, Anda akan mulai melihat diri Anda sendiri dan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang siapa diri Anda,” tutur astronot Prancis Jean-Pierre Haignere yang menghabiskan 186 hari di wahana orbit Rusia Mir pada 1993.
Jarak Mars dengan Bumi berkisar satu setengah kali jarak Bumi dengan Matahari. Namun, jarak Mars dengan Bumi ternyata berubah-ubah pada kisaran paling dekat 65 juta kilometer dan paling jauh 380 juta kilometer. (ahmad fauzi/sindo/mbs)
No comments:
Post a Comment