Tuesday, May 29, 2007

Awan Gas Matahari Meningkat

korona.jpgMASSACHUSETTS - Gambar sinar X yang diambil dari pesawat luar angkasa internasional terbaru menunjukkan, medan magnetik matahari bergolak lebih aktif daripada yang diketahui oleh para ilmuwan sebelumnya.

Badan antariksa AS (NASA) melihat peningkatan gulungan awan gas dari korona matahari yang bereaksi dengan medan magnetik bintang. Proses tersebut melepaskan energi dan memberikan kekuatan terhadap badai solar serta semburan besar korona. Pada akhirnya, proses tersebut juga memberikan efek terhadap bumi.

Menurut teori, medan magnetik yang bergolak menghasilkan lebih banyak energi daripada medan magnetik yang stabil. �?Teori menjelaskan, gulungan tersebut dan medan magnetik yang rumit memang ada. Kami dapat melihat gulungan tersebut dengan jelas untuk pertama kali dengan menggunakan teleskop X-Ray,�? ujar Ahli Astrofisika Senior Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics Leon Golub. Pada 23 September 2006, Jepang meluncurkan pesawat luar angkasa bernama Hinode.

Nama tersebut dalam bahasa Jepang berarti matahari terbit. Hinode membawa tiga instrumen utama, yakni Solar Optical Telescope, X-Ray Telescope, dan Extreme Ultraviolet Imaging Spectrometer. Masing-masing instrumen mengobservasi lapisan yang berbeda dari matahari. Namun para ilmuwan fokus terhadap atmosfer solar permukaan matahari,mulai dari fotosfer hingga korona.

“Dengan mengoordinasi pengukuran yang dilakukan oleh ketiga instrumen. Hinode memperlihatkan perubahan struktur medan magnetik dan pelepasan energi magnetik di atmosfer terendah menyebar hingga korona dan luar angkasa, hingga menciptakan space weather (cuaca antariksa),�? terang ilmuwan Marshall Space Flight Center NASA John Davis.

Space weather melibatkan produksi partikel energik dan emisi radiasi elektromagnetik. Fenomena tersebut dapat meletuskan energi yang dapat mengganggu komunikasi jarak jauh di seluruh benua dan mengganggu sistem navigasi global. Peluncuran pesawat luar angkasa tersebut merupakan proyek gabungan badan antariksa AS, Eropa, Jepang, serta Particle Physics Astronomy Research Council.

“Untuk pertama kalinya kami dapat melihat partikel gas berukuran sangat kecil yang meningkat dan menurun dalam atmosfer matahari yang bermagnetik,�? tutur Direktur Divisi Heliophysics NASA Dick Fisher. Fisher menilai, gambar gulungan awan tersebut akan membuka era baru penelitian terhadap beberapa proses matahari yang memengaruhi bumi, astronot, satelit yang tengah mengorbit, dan sistem tata surya. “Penemuan ini akan menempatkan kita pada pemahaman baru. Semua yang kita duga dan kita tahu mengenai gambar sinar X dan matahari sudah ketinggalan zaman,�? jelas Golub.

Teleskop X-Ray yang digunakan dalam penelitian tersebut mengumpulkan sinar X yang dipancarkan oleh korona matahari. Selama ini, para ilmuwan terkesima dengan lapisan terluar matahari tersebut. Pasalnya, suhu di lapisan itu 100 kali lebih panas daripada permukaan matahari yang sebenarnya. (maya sofia/SINDO/mbs)

No comments: